TEMPO Interaktif, Tokyo: Ucapan simpati dan bantuan atas amuk badai Durian di FIlipina mengalir dari penjuru dunia. Paus Benediktus XVI, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Pakistan Pervez Musharraf, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyampaikan rasa duka yang mendalam.Pemerintah Kanada memberikan bantuan uang senilai US$ 877.200 (sekitar Rp 8,07 miliar). Ada pun Jepang menyumbang US$ 173 ribu. "Kami juga butuh makanan, air, tenda, selimut dan kantong mayat," kata Andrew Nocon, pejabat Palang Merah Filipina kepada radio DZMM.Angka korban tewas masih simpang siur. Menurut Gubernur Albay Fernando Gonzales yang meninggal sedikitnya 218 orang. Sebanyak 112 merupakan penduduk Daraga, Santo Domingo dan Legazpi. Sisanya warga Guinobatan. "Kami masih terus melakukan operasi pencarian korban," ujarnya.Tapi data yang dipegang Badan Koordinasi Bencana Alam Nasional menyebutkan paling tidak 469 orang tewas atau hilang. Palang Merah Filipina kemarin merevisi jumlah korban yang tadinya 388 orang putus nyawa dan 96 lainnya belum ditemukan menjadi 134 tewas dan 159 lainnya hilang.Penduduk yang tewas bisa terus bertambah. Soalnya, kemarin tim penyelamat baru bisa menjangkau daerah-daerah yang ada di kaki bukit akibat putusnya sarana transportasi. Itu pun setelah belasan buldozer membersihkan lumpur dan bebatuan yang ukurannya sebesar mobil."Kemungkinan puluhan bahkan ratusan korban meninggal bakal ditemukan di sana," kata Ketua Badan Koordinasi Bencana Alam Propinsi Albay, Cedric Daep. Wilayah-wilayah itu yang paling parah. Tentara dengan peralatan seadanya mencari korban yang tertimbun lumpur.Walau badai Durian-diambil dari nama buah-sudah pergi sekitar 799 ribu penduduk masih mengungsi. Mereka masih khawatir terjadi longsor susulan, sebab hujan masih menguyur daerahnya. Ribuan pria, wanita dan anak-anak dengan baju basah kuyup berjalan kaki keluar dari Legazpi.AFP | AP | BBC | PNA | SS KURNIAWAN