Five Eyes Bertemu di Kanada Bahas Strategi Atasi Cyber Crime

Reporter

Senin, 26 Juni 2017 15:40 WIB

Whatsapp web tersedia untuk iPhone. ndtv.com

TEMPO.CO, Sydney - Five Eyes atau aliansi intelijen lima negara akan bertemu untuk membahas strategi menggagalkan enkripsi pesan teroris dan meningkatkan keamanan terhadap cyber crime atau kejahatan cyber.

Five Eyes yang beranggotakan Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat akan bertemu di ibukota Kanada, Ottawa pada Selasa, 27 Juni 2017.

Australia yang akan diwakili Jaksa Agung George Brandis dan Menteri Imigrasi Peter Dutton mengatakan pihaknya akan mendorong kekuatan yang lebih besar untuk mengatasi penggunaan layanan pesan terenkripsi yang digunakan oleh teroris dan penjahat.

Baca: Shadow Brokers Lakukan Serangan Cyber di 99 Negara, Ini Dampaknya

"Sebagai isu prioritas Australia, saya akan meningkatkan upaya mengatasi tantangan yang dihadapi oleh teroris dan penjahat yang menggunakan enkripsi," kata Brandis dalam sebuah pernyataan bersama dengan Dutton.

"Diskusi ini akan berfokus pada kebutuhan untuk bekerja sama dengan penyedia layanan untuk memastikan bantuan yang masuk akal diberikan kepada badan penegak hukum dan keamanan."

Keduanya menjelaskan bahwa perusahaan teknologi ingin melakukan lebih banyak hal untuk memberi akses intelijen dan penegak hukum ke komunikasi terenkripsi.

Perusahaan teknologi seperti Apple dan Facebook, yang memiliki layanan pesan terenkripsi WhatsApp, telah dikritik di Inggris dan Amerika Serikat karena tidak berbuat cukup banyak untuk melakukan tindakan tegas terhadap apa yang disebut ruang gelap yang membuat para ekstrimis dengan mudah memanfaatkannya untuk berkomunikasi.

Baca: Ribuan Peretas Coba Bobol Situs Kementerian Pertahanan Singapura

"Keterlibatan industri dalam menggagalkan enkripsi pesan teroris akan menjadi prioritas bagi Australia dalam pertemuan tersebut," kata Brandis, seperti yang dilansir SBS News pada 26 Juni 2017.

Kelompok teroris dunia, termasuk ISIS selama ini telah menggunakan enkripsi untuk merencanakan serangan, terutama selama bulan Ramadan.

Five Eyes yang terdiri dari Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, GCHQ Inggris, Direktorat Sinyal Australia, Lembaga Keamanan Komunikasi Kanada dan Biro Keamanan Komunikasi Pemerintah Selandia Baru dalam pertemuan nanti akan fokus mencari cara mengatasi pesan enskripsi teroris dan memberangus cyber crime atau kejahatan cyber.

REUTERS|SBS NEWS|YON DEMA

Berita terkait

Waspada, Ini 6 Jenis Cyber Crime yang Paling Sering Terjadi

14 Desember 2023

Waspada, Ini 6 Jenis Cyber Crime yang Paling Sering Terjadi

Cyber crime semakin meningkat seiring perkembangan teknologi digital. Meskipun memberikan kemudahan, kemajuan teknologi juga membawa risiko besar.

Baca Selengkapnya

Bahas Perkembangan Teknologi, Menkominfo: Kejahatan Dulu Curanmor, Sekarang Cyber Crime

21 Agustus 2023

Bahas Perkembangan Teknologi, Menkominfo: Kejahatan Dulu Curanmor, Sekarang Cyber Crime

Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan semua pihak harus menyesuaikan diri seiring terjadinya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Kominfo Punya Pelatihan Khusus Cyber Security untuk Keamanan Infrastruktur Digital

31 Januari 2023

Kominfo Punya Pelatihan Khusus Cyber Security untuk Keamanan Infrastruktur Digital

Kominfo memiliki pelatihan khusus mengenai cyber security. Pelatihan itu digelar untuk meningkatkan keamanan infrastruktur digital.

Baca Selengkapnya

1,3 Miliar Data SIM Dibobol, Kominfo: Seolah yang Membocorkan Pahlawan

6 September 2022

1,3 Miliar Data SIM Dibobol, Kominfo: Seolah yang Membocorkan Pahlawan

Kominfo menyayangkan beberapa pihak menganggap hacker pembocor data adalah pahlawan.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mencegah dan Melaporkan Penipuan Online

27 Agustus 2022

6 Cara Mencegah dan Melaporkan Penipuan Online

Pada umumnya, tujuan para pelaku penipuan online adalah membobol dan mencuri data-data pribadi. Begini cara mencegah dan melaporkannya.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Polri Punya Tim Cyber Crime, Mudah Saja Menggulung Judi Online

24 Agustus 2022

Pengamat: Polri Punya Tim Cyber Crime, Mudah Saja Menggulung Judi Online

Peneliti ISeSS menyebut Polri cukup mengandalkan tim cyber crime untuk menggulung judi online. Hanya menangkap pengecer dan pemain kelas bawah.

Baca Selengkapnya

Tutup Tahun 2021, Kapolda Metro Jaya Klaim Selesaikan Semua Laporan Masyarakat

30 Desember 2021

Tutup Tahun 2021, Kapolda Metro Jaya Klaim Selesaikan Semua Laporan Masyarakat

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan crime clearance sepanjang 2021 adalah 30.870 kasus atau 102 persen.

Baca Selengkapnya

Kasus Ilegal Akses, Richard Lee: Saya Optimistis karena Tidak Bersalah

8 September 2021

Kasus Ilegal Akses, Richard Lee: Saya Optimistis karena Tidak Bersalah

Dokter Richard Lee menjelaskan bahwa ia sangat optimis dalam kasus ini karena merasa tidak melakukan tindakan kriminal.

Baca Selengkapnya

Begini Kesiapan TNI Hadapi Perang Siber

28 Mei 2021

Begini Kesiapan TNI Hadapi Perang Siber

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan perang siber telah menjadi medan perang baru yang dapat memicu ketegangan antarnegara

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Ringkus Buron Federal Bureau of Investigation

16 Juni 2020

Polda Metro Jaya Ringkus Buron Federal Bureau of Investigation

Kepolisian Daerah Metro Jaya meringkus seorang buronan Federal Bureau of Investigation (FBI). Pelaku dikabarkan ditangkap di kawasan Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya