Pemuka Agama dan Adat di Dunia Berinisiatif Akhiri Deforestasi

Reporter

Rabu, 21 Juni 2017 13:42 WIB

Din Syamsudin dalam acara Interfaith Rainforest Initiative Participants di Oslo, Norwegia pada 19-21 Juni 2017. foto: Nana Firman

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pemuka agama dan pemimpin masyarakat adat di dunia bertemu dalam acara Interfaith Rainforest Initiative Participants di Oslo, Norwegia pada 19-21 Juni 2017.


Mereka meluncurkan inisiatif untuk mengakhiri desforestasi (penebangan hutan) dan melindungi hutan hujan tropis bagi kehidupan manusia.


Pertemuan lintas agama dan masyarakat adat ini diselenggarakan oleh Norway’s International Climate and Forest Initiative (NICFI), Rainforest Foundation Norway (RFN) and the United Nations Development Programme (UNDP).

"Tujuan kami bekerja sama dengan pemimpin spiritual dan pemimpin adat untuk mendefinisikan rencana tindakan bersama, dalam menciptakan gerakan melindungi hutan hujan," kata Presiden Kehormatan Agama-agama untuk Perdamaian, Uskup Emeritus Gunnar Stålsett, dalam siaran tertulisnya.

Stålsett mengatakan, ruang lingkup inisiatif ini bersifat global. Namun, pihaknya memberikan fokus khusus pada pemimpin agama, adat, jaringan, dan institusi negara-negara yang banyak terdapat hutan hujan tropis.

Melalui inisiatif tersebut, para pemimpin agama berkomitmen untuk melindungi, memulihkan, dan mengelola hutan hujan tropis dunia secara berkelanjutan untuk manfaat spiritual, lingkungan, sosial, dan ekonomi.


Pemuka agama dan tokoh masyarakat adat yang hadir berasal dari Brasil, Kongo, Kolombia, Peru, Indonesia, India, dan Afrika Selatan. Selain itu juga dari Israel, Filipina, Myanmas, Vatikan, Norwegia, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Cina.


Dari Indonesia diwakili oleh Din Syamsuddin Syamsuddin (Ketua Center for Dialogue and Cooperation Among Civilizations), Zainal Abidin Bagir (Director Eksekutif Center for Religious and Cross-Cultural Studies, UGM), Abdon Nababan (Wakil Ketua Dewan Nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), Azis Asman (Direktur Naladwipa Research Institute ) dan Nana Firman (Director Green Faith yang sekarang tinggal di Amerika Serikat).


Advertising
Advertising

Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Vidar Helgesen mengatakan sejak 10 tahun lalu negaranya sudah memutuskan untuk mengurangi deforestasi sebagai prioritas intermasional.


Menurut dia, upayanya itu tidak cukup hanya dengan ilmu pengetahuan, ekonomi, dan kebijakan.


"Ini bukan ranah kebijakan, perdagangan atau sains. Tapi semangat, keyakinan, dan keyakinan moral," ujarnya.

Hutan hujan tropis di Amerika Selatan, Afrika sub-sahara, dan Asia berkurang dengan cepat karena dialihkan menjadi perkebunan kelapa sawit, peternakan sapi, tanaman pangan, dan penebangan liar yang membabi buta. Padahal, hutan hujan tropis memiliki peranan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Keterlibatan masyarakat adat dalam inisiatif ini lantaran memiliki interaksi yang intim dengan hutan hujan. Bahkan, menurut penelitian ilmiah, pemberian hak atas tanah kepada masyarakat adat bisa menjadi solusi murah dan efektif untuk mengatasi deforestasi. Selain itu juga membawa manfaat dan berdimensi sosial, ekonomi dan iklim.

"Penghancuran hutan tropis yang sistematis sering disertai dengan perampasan tanah dan bahkan pembunuhan langsung. Suara masyarakat hutan baru saja mulai terdengar dalam perdebatan kebijakan nasional," ujar Lars Løvold, Director, Rainforest Foundation Norway.

FRISKI RIANA | UWD

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

5 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

11 hari lalu

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

AS, Inggris, Italia, Belanda, Austria, dan Lituania masih belum mengakhiri penangguhan dana untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

17 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya