Presiden Filipina Rodrigo Duterte, ditemani Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana dan Jenderal Eduardo Ano, saat mengunjungi tentara yang terluka ketika berperang melawan pemberontak kelompok Maute, di Cagayan De Oro, Filipina 11 Juni 2017. REUTERS/Romeo Ranoco
TEMPO.CO, Manila -Presiden Rodrigo Duterte menegaskan pertempuran melawan milisi Maute telah membuahkan hasil, namun pemberontak semakin mengakar. Ini pernyataan publik pertama Duterte setelah hampir seminggu absen gara-gara kelelahan.
"Sulit untuk melawan mereka yang ingin tewas. Mereka telah mengkorupsi nama Tuhan dalam bentuk agama untuk membunuh masyarakat tidak bersalah tanpa arti," kata Duterte melalui televisi saat menemui pasukan militer Filipina di kota Butuan, Mindanao pada Sabtu, 17 Juni 2017.
Selain itu, menurut Duterte, kehadiran milisi dari Timur Tengah di Marawi telah membuat konflik menjadi brutal.
Mengutip dari Channel News Asia, 18 Juni 2017, lebih dari 300 orang tewas di Marawi. Pasukan militer Filipina telah bertempur memberangus milisi Maute yang berafiliasi dengan ISIS selama tiga minggu.
Menanggapi sakit yang dideritanya hingga absen dalam beberapa acara resmi, presiden Duterte berujar santai: Jangan khawatir. Masalah kesehatan saya bukan hal penting. Ada wakil presiden yang mengambil alih."
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
31 Januari 2024
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.