Pawai Anti-Islam Terbesar Digelar Serentak di Amerika Serikat  

Reporter

Minggu, 11 Juni 2017 09:16 WIB

Pawai anti-Muslim diadakan di beberapa kota di AS. REUTERS

TEMPO.CO, New York – Pawai anti-Islam terbesar digelar di 28 kota di seluruh Amerika Serikat, seperti New York, Chicago, Boston, Denver, dan Seattle pada Sabtu waktu setempat.

Seperti dilansir NBC News, Ahad, 11 Juni 2017, massa yang digerakkan oleh ACT, kelompok yang disebut penggiat hak sipil sebagai organisasi islamofobia, menolak hukum syariah di Amerika Serikat karena dinilai akan mengancam kebebasan di Negeri Abang Sam.

Baca: Rekam Jejak Geert Wilders, Politikus Anti-Islam dan Anti Uni Eropa

“Saya tidak membenci muslim, tapi Islam tidak sejalan dengan nilai-nilai Barat. Konstitusi adalah hukum, kita harus hati-hati dengan siapa pun yang akan masuk,” kata Chris Achey, 47 tahun, warga Allentown, Pennsylvania, di Balai Kota Harrisburg kepada Reuters.

Sejumlah demonstran yang turut dalam pawai anti-Islam terlihat membawa senjata api dan menggunakan kostum pelindung senjata tajam. Sejumlah media menyebut para peserta sebagian besar merupakan pendukung kelompok supremasi kulit putih Amerika Serikat.

Namun unjuk rasa anti-Islam ini sempat berlangsung ricuh di beberapa kota setelah aksi tandingan pro-muslim digelar untuk melawan mereka. Sejumlah orang ditangkap karena bentrokan ini.

Molly Freiburg, 33 tahun, asal Philadelphia, adalah salah satu demonstran yang menentang pawai anti-muslim ini.

"Amerika tidak berada dalam darurat syariah,” ujar Freiburg. “Namun pawai ini menyebabkan warga muslim Amerika justru terancam.”

Pawai anti-Islam ini menjadi perhatian publik setelah Wali Kota Portland Ted Wheeler membatalkan rencana demo di kotanya. Keputusan ini menyusul kematian dua warganya yang berusaha melindungi perempuan muslim yang akan diserang teroris kulit putih.

Baca: Politikus Anti-Islam Australia Serukan Boikot Telur Paskah Halal

Penyelenggara aksi kemudian memindahkan pawai mereka dari Portland ke Seattle. Di kota ini, aparat terpaksa menembakkan cairan merica untuk membubarkan perkelahian antara kelompok anti dan pro-Islam. Seorang perempuan dan dua lelaki ditangkap menyusul insiden di Taman Occidental.

Sedangkan di New York, sekitar 100 orang pendukung pawai anti-Islam berhadap-hadapan dengan 200 demonstran pendukung warga muslim di depan Gedung Trump.

Kepada Al Jazeera, Corey Saylor dari Dewan Hubungan Amerika Muslim atau CAIR menyebut pawai ini sebagai islamofobia dan bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mengancam bagi warga muslim Amerika Serikat.

Data CAIR menunjukkan serangan anti-muslim meningkat 57 persen tahun lalu, termasuk kenaikan 44 persen kejahatan kebencian terhadap Islam. Laporan ini dirilis CAIR pada awal Mei lalu.

Southern Poverty Law, organisasi hak sipil Amerika Serikat, melaporkan ACT selaku penyelenggara aksi pawai anti-Islam ini, sebagai kelompok ekstremis yang menyuarakan islamofobia di Amerika Serikat. ACT dikenal sangat mendukung kebijakan Presiden Donald Trump untuk melarang muslim masuk ke Amerika Serikat.

REUTERS | NBC NEWS | AL JAZEERA | SITA PLANASARI AQUADINI


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya