TEMPO Interaktif, Jakarta:Konferensi Organisasi Sub Regional Asia Afrika (AASROC), yang sedianya akan digelar 16-17 April di Bandung, Jawa Barat, dan dihadiri 78 peserta dari berbagai negara dan organisasi sub regional ditunda. Penyebabnya persoalan perang di Irak dan perkembangan wabah SARS. Presiden Megawati Sukarnoputri Selasa (8/4) siang telah menyetujui penundaan konferensi yang dirintis bersama antara Indonesia dan Afrika Selatan itu. Persetujuan dilakukannya di sela-sela menerima tamu negara Sultan Brunei dan disampaikan kepada Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda. Deplu sendiri sebelumnya sudah mengirimkan surat yang mengusulkan penundaan itu kepada Ibu Presiden, kata Direktur Afrika Departemen Luar Negeri Bali Moniaga ketika dihubungi di kantornya di Jakarta, Selasa (8/4). Bali menjelaskan bahwa usulan penundaan diberikan berdasarkan berbagai pertimbangan terakhir. Namun demikian dia menekankan bahwa pertimbangan itu tidak termasuk soal kurangnya partisipan. Untuk persoalan itu, jelas Bali, tidak ada masalah karena dari 78 undangan yang disebar di kawasan Asia dan Afrika hanya dua negara saja yang sudah menyatakan berhalangan hadir, yakni Djibouti dan Tadjikistan. Itu pun karena mereka ada pertemuan sejenis di tingkat regional mereka, tambah dia. Meskipun belum seluruh undangan memberikan konfirmasi kehadirannya, Bali yakin, seluruh peserta di luar kedua negara di atas akan hadir. Jadi jelas bukan karena kurang pastisipan ataupun dukungan terhadap penyelenggaraan, kata Bali lagi. Alasan penundaan, kata Bali, adalah semakin gentingnya kondisi di Irak. Selain itu juga wabah penyakit SARS. Kedua topik yang saat ini menghiasi pemberitaan lokal dan juga dunia itu dikhawatirkan dapat merusak fokus konferensi yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di tempat yang sama pada 1955. Kami menghendaki konferensi ini terfokus pada tujuan utamanya yakni kemitraan kedua wilayah (Asia dan Afrika), dan tidak dibayang-bayangi isu-isu lain, terang Bali. Bali mencontohkan apabila nanti ketika konferensi sedang berlangsung lalu Bagdad jatuh ke kekuasaan pasukan koalisi AS dan Inggris maka tentunya akan sangat mengganggu. Para menteri, kata dia, pastinya akan ditarik ke negaranya masing-masing. Demikian pula dengan kasus SARS. Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan, kata Bali, tidak menginginkan agar forum itu nantinya justru digunakan untuk mendiskusikannya. Seperti diketahui ancaman virus SARS yang muncul pertama kali di Cina Selatan November tahun lalu sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 2000 orang dan menyebabkan hampir 100 orang di berbagai belahan dunia meninggal dunia. Oleh karenanya, Bali mengatakan, pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan sebagai penyelenggara bersama telah sepakat untuk menunda konferensi itu. Pemberitahuan bahkan telah disebar ke seluruh peserta undangan. Penundaan hingga waktu dan suasana yang kondusif, kata Bali sambil menambahkan bahwa waktu penyelenggaraan yang akan dipilih kemungkinan antara akhir Juli hingga Agustus. Bali menerangkan, dalam kawasan Asean para peserta AASROC akan berasal dari Indonesia, Kamboja dan Brunei. Sedang dari Asia akan hadir antara lain prwakilan dari Oman, Qatar dan Kuwait yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council. Mereka semuanya berada diantara 78 peserta secara keseluruhan yang 29 di antaranya berperan sebagai peninjau. (Wuragil Tempo News Room)
Berita terkait
Head-to-Head Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan, Skuad Garuda Dihantui Catatan Buruk
56 detik lalu
Head-to-Head Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan, Skuad Garuda Dihantui Catatan Buruk
Timnas U-23 Indonesia tidak pernah menang atas Uzbekistan baik di level U-23 maupun senior. Bagaimana catatan pertemuannya?