Pemantau Referendum Turki Duga 2,5 Juta Suara Dimanipulasi  

Reporter

Selasa, 18 April 2017 18:38 WIB

Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan pidato selama reli pendukung sehari setelah referendum, di luar Istana Kepresidenan, di Ankara, Turki, 17 April 2017. AP/Burhan Ozbilici

TEMPO.CO, Ankara – Anggota Dewan Eropa yang tergabung dalam kelompok pemantau referendum nasional Turki curiga lebih dari 2,5 juta suara pendukung perubahan konstitusi telah dimanipulasi.

Alev Korun, anggota Dewan Eropa dari Austria, mengatakan ada indikasi kecurangan dan penyimpangan dalam penghitungan suara.

”Ada kecurigaan bahwa hingga 2,5 juta orang bisa saja dimanipulasi,” kata Korun kepada jurnalis, Selasa, 18 April 2017.

Baca juga: Cuek Dikritik Barat, Erdogan: Biar Mereka Bicara ke Tangan Saya

Dugaan manipulasi jumlah suara, menurut Korun, berdasarkan fakta ketika Dewan Pemilu Tinggi Turki mengesahkan surat suara tanpa stempel resmi.

”Ini adalah tentang fakta, di mana pada saat-saat akir Dewan Pemilu Tinggi Turki mengesahkan surat suara tanpa stempel resmi,” ujar Korun.

Partai oposisi utama Turki, Partai Demokratik Rakyat pro-Kurdi atau HDP, telah mengajukan keberatan mengenai surat suara yang tidak distempel sehingga berdampak pada tiga juta pemilih. Jumlah ini lebih dari dua kali margin kemenangan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Pendukung referendum yang dimotori Erdogan dan partai berkuasa AKP meraih kemenangan 51,4 persen suara.

Baca juga: Referendum Turki, Erdogan Keok di Ankara, Istanbul, dan Izmir

Selain fakta itu, Korun menyebut beberapa video di media sosial yang menunjukkan bahwa orang yang sama terlihat memilih lebih dari satu kali.

Monopoli kampanye oleh kelompok pendukung perubahan konstitusi serta penangkapan wartawan yang mengkritik referendum, dan pembungkaman media yang memiliki pandangan yang berbeda dengan pemerintah juga dijadikan indikasi penyimpangan tersebut.

Baca juga: Menang Referendum, Erdogan Minta Asing Hormati Keputusan Turki

Korun juga menyebutkan kesulitan memantau proses referendum itu. Tim monitoring dilarang memasuki area pemungutan suara.

Sebelumnya, Erdogan telah menyatakan tidak akan menanggapi kritikan dan protes baik dari lembaga asing ataupun oposisi dalam negeri. Dia menyebutkan agar para pengkritik tersebut tahu diri serta lebih mengenal posisinya.

SKY NEWS | SBS | YON DEMA



Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

3 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

8 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

9 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

10 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

14 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

16 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya