Semenanjung Korea Memanas, Korea Utara Gelar Parade Militer
Editor
Sita Planasari A
Sabtu, 15 April 2017 09:57 WIB
TEMPO.CO,Pyongyang—Di saat situasi Semenanjung Korea semakin memanas, Korea Utara justru menggelar parade militer besar-besaran pada hari ini.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu 15 April 2017, parade militer ini merupakan bagian dari perayaan hari kelahiran ke-105 pendiri Korea Utara Kim Il Sung yang disebut sebagai "Hari Matahari.”
Baca: Presiden Trump Setujui Sanksi Baru ke Korea Utara
Namun banyak pihak menduga ratusan truk berisi tentara yang berbaris rapi di tepian Sungai Taedong menuju ke gelaran parade militer, merupakan pesan kepada Amerika Serikat, Korea Selatan, Cina dan Jepang bahwa kemampuan militer mereka tak dapat dianggap sebelah mata.
Menjelang peringatan Hari Matahari, Kepala Staf Gabungan Korea Utara bahkan mengirim peringatan terhadap Washington agar menghentikan histeria militernya.
“Semua aksi provokasi Amerika Serikat terhadap Korea Utara akan gagal menghadapi perjuangan kami. Kami akan menghadapi militer Amerika tanpa ampun,” kata juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Utara seperti dikutip kantor berita Korea Utara, KCNA.
Pernyataan ini merupakan tanggapan atas hadirnya kekuatan militer Amerika Serikat di Semenanjung Korea. Juga atas serangan Amerika terhadap Suriah dan Afganistan yang berujung ancaman Presiden Donald Trump terhadap rezim Kim Jong-un.
Sebelumnya, Pentagon telah mengirim kapal induk USS Carl Vinson yang membawa kekuatan tempur besar sebagai peringatan terhadap Pyongyang yang sudah melakukan lima kali uji coba nuklir dan beberapa kali peluncuran roket.
Baca: Korea Utara Siap Tembakan Nuklir ke Amerika Serikat
"Kami sudah mengirimkan armada tempur. Sangat kuat. Dia ( Kim Jong-un) membuat kesalahan, sebuah kesalahan besar," ujar Trump kepada Fox Business Network.
Dalam satu uji coba, tiga rudal balistik antar benua milik Korea Utara mendarat tak jauh dari wilayah Jepang bulan lalu. Dan AS serta negara tetangga Korut khawatir Pyongyang akan segera menguji rudal nuklir keenamnya dalam waktu dekat.
Korea Utara membalas ancaman Trump dengan menyatakan siap berperang melawan AS.
Angkatan bersenjata Korea Utara bahkan mengancam akan memberikan respon paling keras terhadap provokasi AS.
“Histeria militer pemerintahan Donald Trump mencapai fase yang berbahaya,” ujar militer Korea Utara.
Kondisi ini membuat Cina, satu-satunya sekutu Korea Utara hingga sekarang, mengimbau agar kedua negara menahan diri.
Bahkan pada Jumat lalu, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi sudah memperingatkan, dengan kondisi seperti saat ini maka konflik di Semenanjung Korea bisa pecah kapan saja.
REUTERS | AFP | SITA PLANASARI AQUADINI