Militer AS meluncurkan rudal Tomahawk dari kapal perang AS yang ada di wilayah Laut Tengah, menyasar sebuah pangkalan udara di Suriah, 7 April 2017. Militer Amerika Serikat melancarkan serangan tiba-tiba ke Suriah. Mass Communication Specialist 3rd Class Ford Williams/U.S. Navy via AP
TEMPO.CO, Washinton -Kapal perang Amerika Serikat menembakkan 59 rudal Tomahawk ke pangkalan angkatan udara Suriah. Amerika Serikat menuding pesawat tempur pasukan Bashar al-Assad yang melakukan serangan gas beracun di provinsi Idlib pada 4 April lalu yang menewaskan lebih 100 orang.
"Malam ini, saya memerintahkan serangan militer menarget lapangan udara di Suriah yang menjadi lokasi peluncuran serangan kimia," kata Presiden Trump dalam pernyataan singkatnya kepada jurnalis di Mar-a-Lago.
Serangan ini merupakan yang pertama kali dilakukan militer Amerika Serikat ke Suriah sejak Suriah dilanda perang saudara enam tahun lalu.
Menurut Presiden Trump, serangan ke Suriah dilakukan karena menyangkut keamanan vital Amerika Serikat. Amerika Serikat bermaksud mencegah meluasnya penggunaan senjata kimia yang mematikan.
Presiden Trump menilai Suriah telah melanggar Konvensi Senjata Kimia dan mengabaikan desakn Dewan Keamanan Nasional.
"Upaya bertahun-tahun untuk mengubah tingkah lalu Asad gagal semuanya dan gagal dengan sangat dramatis," ujarnya seperti dikutip dari CNN.
Serangan militer Amerika Serikat ke Suriah terjadi pada pukul 8.40 malam, Kamis, 6 April 2017. Rudal-rudal Tomahwak diluncurkan dari kapal peran Amerika Serikat yang berada di timur Mediterania.
"Serangan ini merusak atau mengancurkan pesawat tempur Suriah dan infrastruktur pendukung dan perlengkapan di pangkalan udara Shayrat, mengurangi kemampuan pemerintah Suriah untuk membawa senjata kimia," ujar Pentagon dalam pernyataannya.