TEMPO.CO, Manila— Presiden Filipina Rodrigo Duterte memecat Menteri Dalam Negeri Ismael Sueno karena diduga terlibat kasus dugaan korupsi.
"Duterte telah memecat Menteri Dalam Negeri Ismael Sueno dengan alasan kehilangan kepercayaan," kata juru bicara kepresidenan, Ernesto Abella, dalam pernyataan pers, seperti dikutip Reuters, Selasa 4 April 2017.
Langkah ini diambil setelah tiga wakil menteri Sueno menudingnya menggunakan uang pemerintah untuk membangun sebuah hotel baru, mengembangkan peternakannya di provinsi Cotabato Selatan, hingga membeli sejumlah truk baru untuk bisnis berasnya.
Abella mengatakan pemecatan ini adalah peringatan Duterte bagi menteri-menteri lain agar tidak melakukan tindakan serupa. Sueno merupakan orang yang meyakinkan Duterte untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.
"Tapi fakta ini tidak membuat Presiden mengesampingkan tujuannya mencapai pemerintah yang dapat dipercaya dengan cara mengatasi masalah-masalah seperti korupsi," Abella menegaskan.
Menteri Kehakiman Vitalioano Aguirre, dalam wawancara di radio, juga membenarkan pemecatan Sueno dari kabinet. Namun, dia tidak memberikan alasan pemecatannya.
Duterte menjabat 10 bulan lalu setelah memenangi pemilu dengan janji akan memerangi narkoba, kejahatan dan korupsi. Dia sudah memecat puluhan birokrat, dua pejabat senior imigrasi dan seorang mantan juru bicara kampanye karena masalah korupsi.
Pada Februari lalu, Sueno membantu mengorganisir unjuk rasa pro-Duterte yang dihadiri 200 ribu orang, dalam rangka melawan protes terhadap dugaan pembunuhan di luar hukum terkait operasi anti-narkoba Duterte.
Sebelumnya, sempat beredar isu soal akuisi properti Sueno yang tidak dapat dijelaskan. Di antaranya adalah peternakannya yang mendadak berkembang pesat di Selatan Filipina.
Dia sudah menampik melakukan pelanggaran hukum, berkeras sejumlah properti itu dimiliki oleh saudaranya.
THE STRAITS TIMES | INQUIRER | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
31 Januari 2024
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.