TEMPO Interaktif, Yerusalem: Polisi Israel kemarin mengatakan bahwa mereka telah punya cukup bukti untuk menyeret Presiden Israel Moshe Katsav ke pengadilan dengan tuduhan meperkosa dua perempuan bekas pegawainya, sejumlah pelecehan seksual dan penyadapan.Katsav seharusnya menghadiri pembukaan sidang Knesset (parlemen) kemarin tapi memutuskan tak menghadirinya karena situasi ini. Sebagai presiden, Katsav kebal hukum dalam melakukan berbagai tugas kenegaraannya, tapi dia dapat menghadapi pemakzulan oleh parlemen."Ada cukup bukti yang mengindikasikan bahwa dalam beberapa kasus Presiden disimpulkan telah melakukan pemerkosaan, tindakan seksual secara paksa, tindakan seksual tanpa persetujuan dan pelecehan seksual," kata polisi dalam pernyataan resminya seusai bertemu dengan para penyelidik dan Jaksa Agung Menachem Mazuz.Katsav diancam hukuman tiga dan 16 tahun penjara bila terbukti melakukan kejahatan tersebut. Tapi, sejauh ini, dia membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa ia hanya korban dari "penghukuman tanpa pengadilan atau penyelidikan".Dalam beberapa pekan terakhir, polisi telah menyelidiki tak kurang dari pengaduan 10 perempuan yang menuduh Katsav memperkosa mereka selama menjadi menteri pariwisata dan presiden. Presiden kelahiran Iran pada 1945 itu telah lima kali diinterogasi polisi terkait kasus ini. Mazuz diharapkan segera memutuskan kapan akan mengadili Katsav.Kepresidenan kebanyakan hanya posisi simbolik di Israel yang kekuasaan politik sebagaian besar berada di tangan perdana menteri. Tapi, tuduhan pemerkosaan ini tergolong yang paling serius yang dihadapai pemimpin Israel, meskipun beberapa tokoh lain, termasuk bekas Perdana Menteri Ariel Sharon, pernah menghadapi tuduhan korupsi."Polisi tak punya otoritas legal untuk membuat rekomendasi apapun atas kasus jenis ini," kata pengacara Katsav, Zion Amir. "Ini bukan pertama kalinya polisi mengajukan tuduhan terhadap tokoh senior, termasuk perdana menteri, dan rekomendasi-rekomendasi ini semua telah ditolak."Tim pengacara Katsav menuduh salah satu perempuan pengadu kasus ini telah berusaha memerasnya dengan dugaan pemerkosaan, tapi polisi mengatakan bahwa tak ada bukti substansial atas tuduhan itu.Katsav adalah anggota sayap kanan Partai Likud yang terpilih sebagai presiden pada Juli 2000. Dia dinilai sebagai sosok yang relatif moderat. Saat pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada April 2005, misalnya, Katsav memperkenal dirinya kepada Presiden Iran Mohammad Khatami. Katsav mengatakan, dia menjabat tangan Khatami dan berbicara dengannya dalam bahasa Persia.Jika Katsav terpaksa turun dari kursi kepresidenan karena kasus-kasus ini, maka dia menjadi Presiden Israel kedua yang mundur karena skandal. Sebelumnya, Ezer Weizman mundur setelah terbongkar bahwa dia menerima "hadiah" sekitar Rp 4,1 miliar dari jutawan Prancis Edouard Saroussi pada 1980-an saat Weizman menjadi anggota parlemen dan menteri.AP | AFP | YNET | IWANK
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.