Kasus Rohingya, PBB Kirim Tim Pencari Fakta ke Myanmar

Reporter

Sabtu, 25 Maret 2017 16:03 WIB

Pengungsi Rohingya membawa ikan pari hasil tangkapannya di Sitwe, Myanmar, 2 Maret 2017. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, New York - Badan hak asasi Manusia PBB setuju mengirimkan tim pencari fakta ke Myanmar untuk menyelidiki kasus pembunuhan, perkosaan dan penyiksaan yang dilakukan militer terhadap muslim Rohingya.

"Sebanyak 47 anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyetujui sebuah resolusi penyelidikan atas kasus muslim Rohingnya," tulis Independent dalam laporannya, Kamis, 24 Maret 2017.

Resolusi itu sekaligus tekanan bagi penasehat pemerintahan Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Myanmar Selidiki Tuduhan Kekejaman Polisi Atas Rohingya

Selain PBB, Uni Eropa maupun sejumlah negara lainnya termasuk Amerika Serikat setuju kasus muslim Rohingnya tersebut diselidiki.

"Penyelidikan itu dilakukan terhadap para pelaku dan demi keadilan bagi para korban".

Laporan PBB yang dikeluarkan Februari 2017 berdasarkan hasil wawancara dengan 220 dari 75 ribu warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh sejak Oktober 2016, menyimpulkan, pasukan keamanan Myanmar telah melakukan pembunuhan dan memperkosa kaum perempuan Rohingya.

"Apa yang mereka lakukan itu tergolong kejahatan kemanusiaan dan menjurus kepada pembersihan etnis."

Baca juga: PBB: Lebih dari Seribu Warga Rohingya Tewas Dibunuh Tentara

Keputusan PBB membentuk tim pencari fakta untuk menyelidiki dugaan kejahatan kemanusiaan di Myanmar ditolak oleh pemerintah. Menurut juru bicara presiden, Zaw Htay, Myanmar tidak bisa menerima keputusan Dewan.

"Apa yang dilakukan oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB terhadap kami sama sekali tidak adil dan bertentangan dengan hukum internasional," ucap Htay.

"Mereka seharusnya menunggu dan menyaksikan hasil investigasi tim yang dibentuk negara. Hasilnya akan segera dikeluarkan kepada publik," tambahnya.

Baca juga: Tentara Myanmar Bentuk Tim Investigasi Kasus Rohingya

Angkatan Bersenjata Myanmar melancarkan operasi militer di kawasan Rohingya di sebelar utara Rakhine pada Oktober 2016 menyusul kematian semblan pengawal perbatasan.

Penyelidik hak asasi manusia PBB dan organisasi hak asasi independen menuduh tentara dan polisi membunuh serta memperkosa penduduk sipil dan membakar lebih dari seribu rumah selama operasi militer berlangsung.

Beberapa anggota tim pencari fakta bentukan PBB itu antara lain berasal dari Cina, India dan Kuba.

INDEPENDENT | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

17 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

12 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

14 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya