Militer yang Tak Sabar

Reporter

Editor

Kamis, 21 September 2006 04:50 WIB

TEMPO Interaktif, Bangkok:Aksi kudeta seperti yang terjadi pada Selasa (19/9) malam bukan insiden yang pertama di Thailand. Isu tentang adanya jenderal-jenderal yang akan bergerak pun bahkan sudah lama menggema, jauh sebelum selusinan tank bergerak ke sudut-sudut kota Bangkok, lalu parkir di depan kantor Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Tak mengherankan pula jika pelaku kudeta lagi-lagi dari kalangan militer. Militer memang merupakan institusi yang amat kuat dan berpengaruh di Negeri Gajah Putih itu. Selama 74 tahun terakhir terdapat sekurangnya 23 aksi kudeta oleh militer di Thailand. Kudeta yang terakhir ini merupakan unjuk kekuatan baju hijau setelah "tiarap" selama 15 tahun. "Sejarah membuktikan bahwa Thailand lama dikuasai militer," kata Tim Forsyth, pakar politik pada London School of Economics yang sempat menjadi saksi sejarah kudeta militer pada 1991. "Bedanya kali ini mereka tak bermaksud membentuk pemerintahan militer. Mereka cuma ingin menggelar pemilu baru." Militer, kata Forsyth, sudah kehilangan kesabaran pada Thaksin---mantan polisi dan pebisnis multijutawan yang sempat menjadi pemimpin populis---menyusul kekisruhan politik di negeri itu selama beberapa bulan terakhir ini. Terutama sejak pemerintah memerangi secara berdarah milisi Muslim di Selatan Thailand. Krisis bermula sejak dianulirnya hasil pemilihan umum April lalu yang diboikot secara luas oleh kalangan oposisi. Posisi Thaksin rentan pun tak disia-siakan oleh militer. Letnan Jenderal Sondhi Boonyaratglin, Panglima Angkatan Bersenjata Thailand segera angkat bicara. Jenderal Muslim pertama di negeri yang mayoritas rakyatnya memeluk Budha itu mengatakan Raja Bhumibol Adulyadej "gerah dengan blunder politik di negerinya." Jenderal Purnawirawan Prem Tinsulanonda yang menjadi perdana menteri usai memimpin kudeta pada 1976 mendukung Sondhi. Beberapa pekan silam di tengah-tengah para taruna Angkatan Bersenjata Thailand, Prem, yang ketika itu mengenakan seragam tua kavalerinya berkata lantang, "Tugas Anda adalah melindungi Raja bukan pemerintah!" Setelah itu, seratusan perwira menengah dan jenderal yang loyal pada Thaksin pun dicopot Juli lalu. Sebulan kemudian, giliran Thaksin yang mencopot Mayor Jenderal Pallop Pinmanee, Panglima Komando Operasi Kemanan Dalam Negeri. Gara-garanya, polisi menangkap seorang perwira militer yang mobilnya penuh bahan peledak parkir di dekat rumah Thaksin. "Andai saya mau menghabisi dia, perdana menteri sudah pasti tewas!" Pallop meradang. Situasi pun kian menegang. Puncaknya sepekan lalu ketika para pengguna jalan dikejutkan dengan kehadiran tank-tank di dekat Bangkok. Pejabat militer berkeras mengatakan mereka baru saja pulang dari berlatih di sejumlah provinsi. Ternyata mereka datang dengan misi yang jelas: melengserkan Thaksin! Andree Priyanto (dari pelbagai sumber)

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya