Mayoritas Warga Amerika Minta Obama Kembali Jadi Presiden

Reporter

Jumat, 3 Februari 2017 12:32 WIB

Donald Trump dan Barack Obama by Twitter

TEMPO.CO, Washington - Presiden Donald Trump baru menduduki jabatannya selama dua pekan, tapi mayoritas warga Amerika Serikat sudah menginginkan Barack Obama kembali menjadi pemimpin mereka.

Seperti dilansir The Independent, Jumat, 3 Februari 2017, keinginan ini ditunjukkan dalam jajak pendapat terbaru yang dirilis Public Policy Polling.

Baca: Arnold Schwarzenegger Ajak Donald Trump Tukar Pekerjaan

Sebanyak 52 persen responden dari total 725 orang yang ditanyai pada 30 dan 31 Januari lalu berharap Obama kembali memimpin Amerika.

Sementara 43 persen responden sisanya mengaku dapat menerima kepemimpinan Donald Trump, 70 tahun.

“Biasanya presiden terpilih berada di puncak popularitas beberapa saat setelah menjabat,” kata Dean Debnam, Kepala Public Policy Polling, seperti dikutip IB Times.

"Namun Donald Trump menjadi pengecualian.”

Jumlah responden yang menginginkan Trump dimakzulkan bahkan mencapai 40 persen. Jumlah ini meningkat dibanding pekan lalu, yang hanya berjumlah 30 persen responden.

Lebih dari setengah juta warga Amerika telah meneken petisi online yang dibuat kelompok Impeach Trump Now (Makzulkan Trump Sekarang).

Petisi ini dibuat dengan alasan Trump belum melepaskan kendali bisnis propertinya meski telah menjadi orang nomor satu di Amerika.

Meski memenangkan electoral college, taipan properti asal New York itu kalah tiga juta suara dari rivalnya, Hillary Clinton.

Suami Melania Trump ini juga menjadi presiden dengan popularitas terendah dalam sejarah Amerika Serikat.

Sejumlah kebijakan kontroversial yang ia buat pada hari-hari awal sebagai presiden, menjadi pemicu terus turunnya kepercayaan rakyat Amerika Serikat.

Berdasarkan survei ini, hanya 26 persen responden yang menyetujui kebijakan imigran Trump. Pada Jumat pekan lalu, Trump melarang semua warga dari tujuh negara mayoritas muslim memasuki Amerika selama 90 hari.

Sebanyak 54 persen responden juga menolak rencana pembangunan tembok di perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko.

Tembok yang rencananya akan dibangun dengan biaya hingga US$ 14 miliar itu bakal dibebankan kepada rakyat Amerika karena Presiden Meksiko Pena Nieto menolak turut membayar.

Jajak pendapat yang dirilis Gallup pekan ini juga menunjukkan 47 persen responden menilai Trump terlalu cepat membuat kebijakan penting yang akan mempengaruhi negara.

"Persepsi ini muncul karena Trump telah membuat banyak dekrit meski baru 10 hari berkuasa,” demikian kata Gallup berdasarkan survei yang dilakukan pada 30-31 Januari lalu.

THE INDEPENDENT | IB TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya