Masjid Texas Terbakar, Gereja dan Sinagoga Tawarkan Tempat  

Reporter

Senin, 30 Januari 2017 13:49 WIB

Ilustrasi Lapas terbakar. TEMPO/Soetana Monang Hasibuan

TEMPO.CO, Victoria - Empat gereja dan sebuah kuil Yahudi (sinagoga) di Victoria, Texas, Amerika Serikat, ditawarkan sebagai tempat ibadah sementara warga muslim, menyusul kebakaran yang menghancurkan masjid mereka.

Seperti dilansir The Hindu, Senin, 30 Januari 2017, langkah solidaritas itu dilakukan setelah masjid yang dikenal dengan nama Pusat Islam Victoria tersebut musnah dalam kebakaran pada Sabtu dinihari waktu Amerika Serikat.

Baca: Ribuan Warga AS Berdonasi untuk Masjid Texas yang Terbakar

Beruntung, tempat ibadah tersebut dalam keadaan kosong saat kejadian sehingga tidak menyebabkan korban jiwa.

"Setidaknya empat gereja dan sebuah kuil Yahudi menawarkan rumah ibadah," kata Abe Ajrami, seorang pengurus masjid. Gary Branfman, salah seorang jemaat sinagoga B’nai Israel, mengatakan, “Insiden ini justru berhasil menyatukan semua warga.”

Seorang wanita turut menyumbangkan sajadah buatan tangan. Sedangkan seorang pria, yang memiliki truk, menawarkan kendaraannya untuk mengangkut semua sampah dan kotoran dari reruntuhan masjid.

Wali Kota Paul Polasek tidak terkejut dengan dukungan yang ditunjukkan masyarakat di Victoria. "Saya tumbuh di sini dan saya kenal semua warga di sini. Kami menjaga satu sama lain dan selalu mandiri. Saya senang," ujarnya.

Imam masjid, Shahid Hashmi, enggan berspekulasi apakah kebakaran itu adalah perbuatan yang disengaja. Namun, dia mengungkapkan, sebelumnya masjid itu pernah disatroni maling sekitar satu minggu lalu, selain pernah menjadi korban vandalisme pada 2013. Shahid, yang juga ahli bedah, mengatakan, meskipun masjid itu tidak memiliki asuransi, pihaknya menerima sumbangan melalui Internet.

Victoria Advocate melaporkan ribuan warga Amerika Serikat menyalurkan dana ke situs Gofundme.com yang dibuat khusus untuk membiayai biaya rekonstruksi bangunan itu. Sejauh ini, kontribusi sudah mencapai sekitar US$ 360 ribu (Rp 4,8 miliar) dari target US$ 450 ribu.

Kebakaran masjid di Victoria, Texas terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Donald Trump meneken surat perintah melarang pengungsi dan warga dari tujuh negara muslim masuk ke Amerika Serikat. Kebakaran pertama kali diketahui kasir sebuah minimarket yang melihat api telah melalap bangunan tersebut. Pemadam kebakaran berhasil memadamkan api setelah berkobar selama empat jam.

Kepolisian di Kota Victoria, Texas, Amerika, dibantu aparat federal, seperti FBI, menyelidiki kebakaran masjid yang terjadi pada Sabtu dinihari waktu setempat itu.

THE HINDU | VICTORIA ADVOCATE | YON DEMA | SITA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya