Pasang Iklan Anak Berjilbab, Teater Canberra Diancam Dibom  

Reporter

Jumat, 27 Januari 2017 08:50 WIB

Suasana salat Idul Fitri 1436 H di KBRI Canberra, Australia, 17 Juli 2015. Foto: KBRI Canberra

TEMPO.CO, Canberra - Pusat Teater Canberra terpaksa menarik pernyataannya di media sosial untuk mendukung pemasangan papan iklan dengan gambar anak-anak muslim mengibarkan bendera Australia. Hal itu dilakukan setelah kelompok ekstremis kanan mengancam akan merusak dan membakar gedung itu.

Teater milik pemerintah itu memasang papan iklan besar untuk menyambut Hari Australia (Australia Day) dengan menampilkan gambar dua gadis berjilbab. Teater ini kemudian menyiarkan gambar itu di halaman Facebook-nya awal pekan ini.

Baca juga:
Demi Aborigin, Demonstran Minta Tanggal Australia Day Diubah

Unggahan itu sontak menjadi kontroversial setelah mendapat protes dan kecaman dari banyak penduduknya. Perusahaan Penyiaran Australia (ABC) melaporkan pada 25 Januari 2017 bahwa kelompok ekstremis sayap kanan, Respect Australia, kemudian menyiarkan rincian teater itu secara online.

Kelompok itu mendesak semua anggotanya mengecam pemasangan papan iklan atau billboard tersebut. Tak lama setelah itu, ribuan komentar diterima pihak teater, termasuk pernyataan rasisme dan ancaman bom serta intimidasi untuk membakar papan iklan dan gedung tersebut.

Setelah itu, pihak teater menarik pernyataan tersebut dan semua komentar juga dihapus. Namun pihak teater berkeras untuk terus menampilkan papan iklan tersebut.

Sebelumnya, layar digital signage yang menampilkan berbagai gambar penduduk dari latar suku dan ras berbeda, termasuk gambar dua wanita Islam berhijab, diturunkan dari papan iklan. Ini dilakukan setelah kelompok ekstremis sayap kanan menyiarkannya di media sosial dan mengklaim iklan itu mempengaruhi makna sebenarnya perayaan Hari Australia.

Dalam menanggapi ancaman itu, masyarakat Australia kemudian mengkampanyekan untuk melawan kelompok Respect Australia di media sosial. Kampanye dengan tanda pagar #putthembackup bertujuan mendukung pemasangan kembali papan iklan tersebut.

Pemimpin teater, Andrew Barr, mengumumkan pihaknya mendukung kampanye #putthembackup, selain konsep keragaman budaya dengan menempatkan gambar tersebut pada aset pemerintah.

Sejak 2011, kebanyakan negara di Eropa melarang pemakaian jilbab, termasuk burqa dan niqab, di kalangan penganut Islam. Bahkan Prancis, Belgia, dan Belanda, melarang sama sekali pemakaian burqa, sementara Jerman, Spanyol, Italia, Swiss, dan Denmark mengharamkannya di beberapa tempat. Adapun Estonia dan Albania masih memperdebatkan larangan sepenuhnya pemakaian burqa dan niqab.

ABC.AU | SPUTNIK NEWS | GUARDIAN | YON DEMA

Berita terkait

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

1 hari lalu

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

Australia meningkatkan jumlah minimum tabungan untuk visa pelajar sebagai upaya menekan angka migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB

Baca Selengkapnya

Migrasi ke Australia Kian Sulit, Batas Minimum Tabungan Visa Pelajar Dinaikkan Jadi Rp 313 Juta

1 hari lalu

Migrasi ke Australia Kian Sulit, Batas Minimum Tabungan Visa Pelajar Dinaikkan Jadi Rp 313 Juta

Australia memperketat migrasi dengan menaikkan batas tabungan untuk pelajar internasional.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

2 hari lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

3 hari lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

4 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

4 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

5 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

5 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

6 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya