Warga Yaman Cari Makanan di Tempat Sampah demi Bertahan Hidup

Reporter

Rabu, 11 Januari 2017 07:05 WIB

Sejumlah orang mengumpulkan sampah yang dapat di daur ulang di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di pinggiran Sanaa, Yaman 16 November 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Sanaa - Penduduk miskin di ibu kota Sanaa, Yaman, kini bergantung hidup pada sisa-sisa makanan di tempat sampah, untuk bertahan hidup. Seperti yang dialami Mahdi Abdulla, pria berusia 45 tahun yang telah kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat perang saudara di negara itu.

Mahdi terpaksa mengais tempat sampah yang ditemuinya di jalan untuk sekadar mengisi perutnya karena tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli makanan.

"Selama beberapa bulan, saya kehilangan pekerjaan. Ini memaksa saya untuk menafkahi keluarga saya dengan cara apa pun, termasuk mencari makanan di tempat pembuangan sampah atau mengemis," kata Mahdi saat diwawancarai Al Jazeera.

Berita terkait:
Perang di Yaman, Unicef: Setiap 10 Menit Satu Anak Tewas
Setahun Perang, Bayi di Yaman Derita Kurang Gizi Parah
Perang Saudara, Yaman Kehilangan Rp 184 Triliun

Tinggal di Bait Bos, Sanaa, Mahdi Abdulla menjelajah kota setiap hari, memeriksa setiap tumpukan sampah untuk menemukan sesuatu bagi dia dan sepuluh anggota keluarganya untuk dimakan.

Mahdi Abdulla hanyalah satu dari jutaan penduduk Yaman yang menjadi korban perang sipil yang hampir memasuki tahun ketiga.

Kekurangan pangan besar-besaran telah mencengkeram negara termiskin di dunia Arab tersebut. Badan Program Pangan Dunia (FAO) memperkirakan sekitar 14 juta warga Yaman mengkonsumsi makanan yang tidak aman, setengah dari makanan itu diklasifikasikan sebagai makanan yang sangat berbahaya bagi manusia.

Pakar ekonomi Yaman, Ahmed Shamakh, mengatakan perang telah membawa Yaman ke arah bencana kelaparan.

"Pembangunan telah terhenti di negeri ini. Bisnis juga telah ditutup. Sehingga memperburuk situasi pangan di Yaman. Saat ini, beberapa warga sipil di Yaman memakan dari apa yang temukan di tempat sampah dan mengambil sisa yang mereka temukan di restoran. Ini membantu mereka bertahan hidup," ujar Shamakh.

Sebelum perang, Yaman mengimpor 90 persen produk makanan dari luar negeri, tapi proses impor telah terhenti di tengah konflik yang sedang berlangsung di negara itu.

Situasi perekonomian keluarga Yaman juga memburuk akhir tahun lalu, setelah pemerintah yang diakui secara internasional merelokasi Bank Sentral Yaman dari Sanaa ke Aden. Langkah itu mempengaruhi semua pegawai negeri, yang belum menerima gaji mereka.

PBB memperkirakan lebih dari 370 ribu anak-anak berisiko menderita kelaparan di Yaman, sedangkan lebih dari dua juta terancam putus sekolah karena perang yang sedang berlangsung.

Kini penduduk Yaman mengharapkan masyarakat internasional untuk setidaknya membantu mereka bertahan hidup. Saat ini terdapat beberapa badan amal yang membantu, tapi tidak dapat mencukupi kebutuhan jutaan penduduk dengan pipi yang cekung serta kulit pucat yang terlihat nyata membalut tulang akibat kelaparan.

AL JAZEERA | YON DEMA

Berita terkait

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

5 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

18 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Pejabat Senior Hamas dan Houthi Adakan Pertemuan Langka, Ini yang Dibahas

43 hari lalu

Pejabat Senior Hamas dan Houthi Adakan Pertemuan Langka, Ini yang Dibahas

Tokoh-tokoh senior dari Hamas dan pemberontak Houthi di Yaman mengadakan pertemuan membahas koordinasi tindakan mereka terhadap Israel

Baca Selengkapnya

Houthi Yaman Klaim Uji Coba Rudal Hipersonik

45 hari lalu

Houthi Yaman Klaim Uji Coba Rudal Hipersonik

Houthi di Yaman yang dikenal sebagai Gerakan Ansar Allah, dilaporkan melakukan uji tembak rudal hipersonik

Baca Selengkapnya

AS Diam-diam Minta Bantuan Iran Hentikan Serangan Houthi ke Laut Merah

45 hari lalu

AS Diam-diam Minta Bantuan Iran Hentikan Serangan Houthi ke Laut Merah

Pejabat AS dan Iran diam-diam bertemu beberapa kali untuk membahas serangan Houthi Yaman di Laut Merah.

Baca Selengkapnya

Al Qaeda Umumkan Kematian Pemimpinnya, Penyebab Masih Misteri

48 hari lalu

Al Qaeda Umumkan Kematian Pemimpinnya, Penyebab Masih Misteri

Al Qaeda Yaman mengumumkan kematian pemimpinnnya. Pemimpin baru telah diumumkan.

Baca Selengkapnya

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

51 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Serangan Houthi Tewaskan 3 Orang untuk Pertama Kali di Teluk Aden

52 hari lalu

Serangan Houthi Tewaskan 3 Orang untuk Pertama Kali di Teluk Aden

Serangan milisi Houthi Yaman membunuh tiga warga sipil di kapal pengangkut kargo Barbados dan Liberia pada Rabu di Teluk Aden

Baca Selengkapnya

Kapal yang Mau Masuk Perairan Yaman harus Izin Kelompok Houthi

54 hari lalu

Kapal yang Mau Masuk Perairan Yaman harus Izin Kelompok Houthi

Kapal yang memasuki perairan Yaman harus dapat izin dari Houthi setelah kelompok itu meluncurkan drone dan rudal ke kapal internasional.

Baca Selengkapnya

Lagi, Houthi Yaman Bombardir Kapal Israel di Laut Arab

54 hari lalu

Lagi, Houthi Yaman Bombardir Kapal Israel di Laut Arab

Kelompok militan Houthi Yaman kembali menyerang kapal Israel MSC SKY di Laut Arab.

Baca Selengkapnya