TEMPO Interaktif, Yerusalem: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan mendesak Israel segera membuka blokade laut, darat, dan udara Libanon. Sekarang merupakan waktu yang tepat bagi negeri Yahudi itu mencabut embargo yang mereka terapkan sejak 12 Juli lalu."Blokade semestinya dibuka," kata Annan setelah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert kemarin. "Kami perlu mencapai kesepakatan tentang pencabutan embargo, yang bagi rakyat Libanon adalah sebuah penghinaan dan pelanggaran atas kedaulatan wilayah mereka."Tentunya, Annan menambahkan, Libanon harus menjamin dan memastikan pintu masuk dari laut, darat, dan udara mereka aman. Artinya, tidak ada satu celah pun bagi pengiriman senjata ke Hizbullah, seperti yang dikhawatirkan Israel, yang memaksa mereka memblokade Libanon.Annan juga mendesak Hizbullah secepatnya melepas dua tentara Israel yang mereka culik tanpa syarat. "Saya bakal melakukan semua yang saya bisa agar mereka dapat dilepas," ujarnya, yang masih yakin kedua serdadu itu masih hidup. "Saya membicarakannya juga dengan petinggi Libanon."Menurut Annan, sejak gencatan senjata diberlakukan, Israel yang paling banyak melakukan pelanggaran. Tercatat ada sekitar 100 kegiatan yang menubruk resolusi, yang ditelurkan Dewan Keamanan PBB itu pada 11 Agustus lalu. Adapun Hizbullah hanya melakukan empat pelanggaran.Tel Aviv sebetulnya tak keberatan dengan permintaan Annan itu, asalkan PBB mau menempatkan kapal perangnya di perairan Libanon. Bukan itu saja, mereka juga minta lembaga internasional itu menaruh tentaranya di bandara Beirut dan sepanjang perbatasan Libanon-Suriah. AFP|THE JERUSALEM POST|SS KURNIAWAN
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyebut dunia akan menjadi tempat yang lebih baik karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump "idiot."