Peraih Nobel dari Tunisia: Akhiri Konflik Melalui Dialog  

Reporter

Senin, 5 Desember 2016 21:39 WIB

Ouded Bouchamaoui, peraih Nobel Perdamaian tahun 2015 dari Tunisia. TEMPO/Maria Hasugian

TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Nobel Perdamaian tahun 2015 dari Tunisia, Ouded Bouchamaoui mengatakan dia meyakini bahwa dialog adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri konflik secara damai.

Keyakinan itu yang membuat Bouchamoui dan tiga rekannya memediasi terbentuknya dialog nasional dalam penyelesaian konflik yang dikenal sebagai Revolusi Melati 2011.

Baca:
Suu Kyi Tolak Bertemu Menlu Malaysia jika Bahas Rohingya
Dilarang Ikut Rapat, Wapres Filipina Mundur dari Kabinet

Transisi Tunisia menuju demokrasi pun berjalan dengan damai. Menurut Bouchamaoui, proses dialog yang dilakukan selama 3-4 tahun mampu meyakinkan pihak-pihak yang berkonflik untuk mendukung penyelesaian Revolusi Melati dengan cara damai.

"Dialog menghormati semua suara. Kami dapat bersama-sama membangun masa depan kami. Bagi saya, ini perjalanan yang berat dan pengalaman yang indah," kata Bouchamaoui saat berkunjung ke Kantor Staf Kepresidenan didampingi Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Mourad Belhassen, Senin, 5 Desember 2016.

Perempuan pengusaha yang saat ini menjabat Presiden Konfederasi Industri, Perdagangan, dan Kerajinan tangan mengatakan rakyat Tunisia sekarang merasakan manfaat dari proses dialog dalam mengakhiri revolusi. "Namun, saya di sini tidak untuk mengajari Anda, tapi mendiskusikannya," ujarnya.

Revolusi Melati merebak di Tunisia karena dipicu masalah korupsi, kemiskinan, tekanan politik dan berujung pada mundurnya Presiden Zine al-Abidine Ben Ali pada Januari 2011. Konflik kekerasan terjadi hingga perpecahan antara pemimpin Islam dengan pemimpin sekuler.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki yang memimpin pertemuan dengan Bouchamaoui mengatakan Indonesia perlu belajar dari Tunisia untuk membangun demokrasi pluralistik. Indonesia masih berproses agar demokrasi bekerja untuk kepentingan rakyat, mengurangi kesenjangan ekonomi, dan mengurangi tingkat korupsi.

Pelajaran yang patut dipetik dari pengalaman Tunisia, menurut Teten, adalah kelompok-kelompok yang bertikai di Tunisia dapat duduk bersama untuk membicarakan masa depan mereka, membuat kelompok buruh dapat mencari titik temu bersama dengan kelompok bisnis.

Duta besar Tunisia untuk Indonesia, Mourad Belhassen memuji Bouchamaoui sebagai pengusaha perempuan Tunisia yang berhasil membangun dialog politik yang sangat berharga untuk diketahui banyak orang.

Bouchamaoui diganjar Nobel perdamaian pada 2015 bersama tiga rekannya yang disebut sebagai Kuartet Dialog Nasional Tunisia. Kuartet ini meliputi 4 perwakilan lembaga masyarakat sipil Tunisia yakni, Organisasi Buruh (General Labor Union), Konfederasi Industri, Perdagangan, dan Kerajinan Tangan Tunisia, Liga Hak Asasi Manusia Tunisia, dan Pengacara Tunisia (Tunisian Order of Lawyers).

Mengutip NPR.ORG, 9 Oktober 2015, saat perwakilan Komisi Nobel Perdamaian menelepon Bouchamaoui untuk menanyakan siapa pemimpin Kuartet Dialog Nasional Tunisia, Bouchamaoui menjawab, “Ini kolaborasi. Kami melakukannya bersama-sama, kami berempat."

MARIA RITA

Berita terkait

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

5 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

32 hari lalu

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

32 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten: RUU Perkoperasian untuk Penguatan Kelembagaan

34 hari lalu

Menteri Teten: RUU Perkoperasian untuk Penguatan Kelembagaan

Menteri Teten mengatakan bahwa RUU Perkoperasian untuk penguatan kelembagaan.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Minta Sertifikasi Halal UMKM Ditunda

34 hari lalu

Menteri Teten Minta Sertifikasi Halal UMKM Ditunda

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta penundaan sertifikasi halal UMKM ditunda.

Baca Selengkapnya

KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

39 hari lalu

KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan startup di empat sektor unggulan, yakni agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

41 hari lalu

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan industri knalpot aftermarket punya potensi ekonomi besar.

Baca Selengkapnya

Teten Masduki Bidik Kerja Sama Penguatan Produksi Pangan dan KUKM di Vietnam

44 hari lalu

Teten Masduki Bidik Kerja Sama Penguatan Produksi Pangan dan KUKM di Vietnam

Indonesia tengah berfokus mengembangkan beberapa inisiatif hilirisasi, baik produk pertanian, perikanan, peternakan, hingga perkebunan berbasis koperasi.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna

47 hari lalu

Menteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yakin minyak makan merah atau M3 bakal laku di pasaran sebagai alternatif minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

52 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya