Mahathir Bicara di Yogyakarta: ISIS Tak Paham Ajaran Islam

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 5 Desember 2016 18:37 WIB

Tun Mahathir Mohamad membacakan kajian perdamaian dunia dan Islam setelah menerima tanda gelar Doktor Honoris Causa di Sportarium UMY, Yogyakarta, 17 Maret 2016. Mahathir Mohamad menerima gelar Doktor di bidang Perdamaian dan Islam. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Periode 1981-2003, Tun Dr. Mahathir Mohammad menyebut kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syiria atau ISIS tidak memahami ajaran Islam karena mereka membunuh orang, termasuk umat Islam. “Agama Islam tidak membenarkan pembunuhan,” kata Mahatir seusai memberikan kuliah umum bertajuk Peace and Intereligious Dialogue in Worldwide Education di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin, 5 Desember 2016.

Mahatir menjawab pertanyaan tentang ISIS yang menyatakan perang melawan Indonesia dan Malaysia. Menurut dia, konflik yang terjadi di Iraq dan Syria tidak boleh diselesaikan lewat pembunuhan dan perang. Ia menilai ISIS ada karena punya kepentingan politik tertentu.

Kelompok teroris itu menurut Mahatir bukan Islam karena mereka melanggar ketentuan Islam. Untuk melawannya, Mahatir menyerukan semua kalangan mengenal pasti penyebab ISIS membunuh manusia. “Orang Islam harus paham peta keamanan dan sebaran konflik,” kata dia.

Mahatir menyerukan agar konflik diselesaikan melalui pendekatan perdamaian. Penyelesainnya melalui perundingan dalam forum, bukan melalui perang. Sejak pensiun dari jabatan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir gigih mengkampanyekan seruan anti-perang. UMY pada Maret 2016 memberikan gelar kehormatan doktor honoris causa di bidang perdamaian kepada Mahatir.

Dia menginisiasi pendirian organisasi yang aktif mengampanyekan isu perdamaian dan antiperang bernama The Perdana Global Peace Foundation pada akhir 2005. Kini berdiri Mahatir Global Peace School yang mengajarkan budaya dan nilai-nilai perdamaian. Di hadapan mahasiswa dan mahasiswi UMY, Mahatir menyampaikan ada sesuatu yang salah dalam peradaban saat ini sebab orang masih saling membunuh melalui perang.

Celakanya membunuh malah menjadi sesuatu yang legal. Padahal, perang cerminan tidak beradab. Mahatir menyebutnya sebagai primitif dan kriminal. Kelakuan primitif itu, Mahatir mencontohkan terlihat dari bagaimana orang membunuh perempuan hamil dan anak-anak di Iraq, Syria, dan Yaman. “Betapa mengkhawatirkannya situasi dunia saat ini karena orang saling bunuh,” kata Mahatir.

Dia mengkritik penemuan senjata baru yang digunakan untuk melakukan kejahatan pembunuhan. Misalnya bom dan roket. Berkembangnya iIndustri senjata menjadi ancaman serius dunia. Orang kini semakin mudah memperoleh senjata. Mahatir berpandangan tidak logis orang mengeluarkan duit untuk membeli senjata untuk serangkaian kekerasan.

Menurut dia, tidak ada satupun agama yang mendukung perang, termasuk Agama Islam. Namun, kata Mahatir ajaran Islam yang damai belum dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang beramai-ramai membaca dan menghafalkan Al Quran. Tapi, masih ada yang melakukan kekerasan. “Perang dan membunuh adalah kejahatan. Berhentilah membunuh,” kata Mahatir.

Dalam rangkaian acara itu, Sabtu, 3 Desember 2016, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Noorhaidi Hasan yang diundang UMY mengatakan di Indonesia bermunculan kelompok radikal seperti Laskar Jihad, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Jemaah Islamiyah pada masa transisi demokrasi. “Situasi itu ditambah dengan munculnya konflik di Maluku, Poso, dan Kalimantan Barat,” kata Noorhaidi melalui siaran tertulis.

Sedangkan, Timur Tengah yang terus berkonflik, kata dia belum punya pengalaman spesifik membangun dialog dengan Islam. Umat Muslim di Timur Tengah belum siap menerapkan demokrasi dalam menciptakan pemilihan umum yang bebas dan adil. “Doktrin totaliter telah melekat pada pemerintahan Timur Tengah. Mereka mengharapkan praktik berbasis syariah dan sunnah,” kata dia.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

14 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

18 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

54 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

58 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

8 Februari 2024

Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

Untuk memeriahkan Isra Miraj petang ini, berikut link twibbon untuk media sosial anda.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya