Cina Izinkan Nelayan Filipina Melaut di Kawasan Sengketa  

Reporter

Senin, 31 Oktober 2016 19:59 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan setelah upacara penandatanganan di Beijing, Cina, 20 Oktober 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Beijing- Pemerintah Cina secara resmi mengumumkan bahwa nelayan Filipina diizinkan melaut dan mencari ikan di perairan Pulau Scarborough Shoal di kawasan Laut Cina Selatan, yang disengketakan. Izin itu datang setelah pertemuan dua minggu lalu di antara pemimpin kedua negara.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, mengatakan izin itu dikeluarkan atas permintaan Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina.

"Pemberian izin untuk mengakses secara bebas Scarborough Shoal oleh nelayan Filipina didasari persahabatan antara Cina dan Filipina," kata Chunying kepada wartawan di Beijing, seperti dilansir Asia Correspondent, Senin, 31 Oktober 2016.

Baca:
Bertemu Jokowi, Prabowo: Saya Berharap Suasana Sejuk
Wanita Ini 'Presiden Bayangan' Pemicu Krisis Politik Korea Selatan

Filipina melalui seorang staf ahli senior Presiden Duterte juga telah mengumumkan bahwa Cina telah memungkinkan nelayan Filipina mencari ikan di wilayah yang dicaplok Beijing pada 2012 itu.

"Sebagai hasilnya, nelayan Filipina kini bisa masuk ke kawasan itu tanpa hambatan, bahkan ketika ada kapal pemerintah Cina yang berpatroli di dekatnya," kata Hermogenes Esperon, penasihat keamanan nasional Manila.

Namun Esperon menekankan bahwa hal itu tidak akan menghapus klaim Filipina terhadap wilayah tersebut. Kesepakatan itu merupakan bagian untuk menghindari masalah demi memperkuat hubungan.

Scarborough Shoal, yang terletak sekitar 124 mil dari daratan Filipina, merupakan perairan yang kaya akan hayati ikan. Sejak 2012, kedua negara saling klaim atas wilayah itu. Sengketa kedua negara tersebut terus memanas dan memuncak ketika Manila membawa kasus ini ke Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag, Belanda.

Pada Juli tahun ini, Den Haag memutuskan mendukung Filipina dalam sengketa teritorial. Mahkamah arbitrase internasional menolak klaim sejarah Cina di atas Laut Cina Selatan dan Cina disebut melanggar hak-hak kedaulatan Filipina.

Cina menolak putusan itu dan mengirimkan armada militer dalam jumlah yang lebih besar ke wilayah tersebut. Tetapi hubungan keduanya membaik berkat upaya diplomasi Presiden Duterte dengan melakukan kunjungan ke Beijing baru-baru ini.

Duterte berkunjung ke Beijing untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping guna memperkokoh hubungan dengan Cina dan membentuk aliansi komersial baru di tengah memburuknya hubungan Filipina dengan Amerika Serikat, sekutu lamanya.

ASIA CORRESPONDENT | YON DEMA

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

1 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

2 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

22 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

23 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya