TEMPO.CO, Washington - Calon presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Hillary Clinton bertemu untuk ketiga kalinya atau yang terakhir jelang pemilihan presiden pada 8 November 2016. Sejumlah isu mewarnai debat tersebut, salah satunya tentang hubungan Trump dan Rusia. Pada salah satu kesempatan Hillary ditanya terkait salah satu emailnya yang bocor dan dirilis WikiLeaks.
Dalam debat tersebut Hilary mengecam bahwa Trump memiliki peran dalam kebocoran email yang dituduhkan kepadanya. Dengan mengajak Rusia atau kekuatan asing lain campur tangan dalam pemilu Amerika Serikat.
Namun, Trump menanggapi pernyataan Hilary dengan mengatakan bahwa dia tidak mengenal Presiden Rusia Vladimir Putin. "Saya tidak mengenal Putin, tapi jika nanti kami menjalin kerjasama, itu akan menjadi hal yang baik,” ujar Trump seperti di lansir mashable.com Kamis, 20 Oktober 2016.
Lebih lanjut Trump juga menolak tudingan dari Hillary yang mengatakan bahwa Rusia telah berusaha memengaruhi pemilu Amerika Serikat. Trump membantah tuduhan yang menyatakan perannya dalam kebocoran email tersebut. Ia mengatakan, insiden tersebut menggambarkan bahwa itu merupakan tanda negara asing tak lagi menghormati AS.
Hilary menyela, “Karena Putin lebih suka memiliki boneka yang menjabat sebagai Presiden Amerika.” Dengan sikap spontan Trump menjawab, “Tidak, Andalah yang boneka.”
Perdebatan kembali dilanjutkan oleh Christ Wallace dari TV Fox News sebagai moderatornya. Lebih lanjut, debat yang berlangsung 90 menit di University of Nevada ini juga memperdebatkan masalah pajak.