Raja Bhumibol Adulyadej, Dicintai Rakyatnya Dihormati Dunia  

Reporter

Kamis, 13 Oktober 2016 19:51 WIB

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej bersama Ratu Sirikit menghadiri perayaan King's Coronation ke-60 di Bangkok, 9 Juni 2006. Selama berkuasa, Bhumibol menyaksikan 17 kali kudeta militer, termasuk dua kudeta dalam 10 tahun terakhir yaitu terhadap PM Thaksin Shinawatra (2006) dan PM Yingluck Shinawatra (2014. REUTERS

TEMPO.CO, Bangkok- Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej, 88 tahun, mangkat hari ini, 13 Oktober 2016 pukul 15.52 waktu setempat di rumah sakit Siriraj, Bangkok. Raja yang dirawat di rumah sakit sejak hari Minggu, 9 Oktober menderita gagal ginjal dan hati kronis.

Bhumibol Adulyadej merupakan raja yang banyak menarik perhatian masyarakat dunia, mengingat ia adalah penguasa tahta monarki terlama di dunia dan berbagai aktivitasnya.

Lahir di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, pada 5 Desember 1927, Raja Bhumibol, anak bungsu dari tiga bersaudara itu telah memimpin tahta negeri Gajah Putih tersebut sejak 9 Juni 1946, menggantikan kakaknya Raja Ananda Mahidol, yang meninggal dibunuh di istana di tahun yang sama. Belum jelas penyebab Mahidol dibunuh.

Baca:
5 Fakta Vajiralongkorn, Pengganti Raja Thailand Bhumibol
Raja Thailand Bhumibol Adulyadej Mangkat
Raja Thailand Kritis, Parlemen Gelar Sidang Khusus

Raja Bhumibol resmi memimpin kerajaan pada tahun 1950 saat menyelesaikan pendidikannya di Swiss. Raja Bhumibol yang juga dikenal sebagai Raja Rama IX menghabiskan masa mudanya di luar negeri, yakni bersekolah hingga kuliah di Swiss.

Bermodalkan pendidikan di luar negeri, Raja Bhumibol cukup baik dalam memimpin negaranya. Dia sangat dicintai rakyatnya atas segala upayanya dalam membangun negeri terutama perhatian lebihnya terhadap kaum tani.

Dalam tahun-tahun awal kepemimpinannya, Raja Bhumibol dibayangi oleh serangkaian kekuasaan militer yang kuat. Namun dengan dukungan dari anggota kerajaan lain dan jenderal militer yang simpatik terhadapnya, ia berhasil memperbaiki kembali citra monarki. Termasuk serangkaian tur ke provinsi terpencil, dan melalui berbagai proyek kerajaan terutama pembangunan pada bidang pertanian.

Berdasarkan hukum Thailand, Raja tidak memiliki kewenangan yang luas dalam urusan politik, namun pada 1973 ia melakukan intervensi politik pertamanya. Tindakan itu diambil menyusul serangkaian penembakan terhadap demonstran pro demokrasi oleh junta militer.

Dia mengizinkan para pendemo untuk berlindung di istana dari serangan tanpa ampun pemerintah militer saat itu yang dipegang oleh Thanom Kittikachorn. Tidak lama kemudian rezim tersebut tumbang dan digantikan rezim lainnya.

Andilnya dalam dunia politik berlanjut pada 1981, ketika sekelompok perwira militer melakukan kudeta terhadap Perdana Menteri Jenderal Prem Tinsulanond. Unit yang setia kepada raja kemudian berhasil merebut kembali Bangkok dari kekuasaan para pengkudeta.

Pada tahun 1992 ia kembali melakukan intervensi ketika puluhan demonstran ditembak setelah memprotes mantan pemimpin kudeta, Jenderal Suchinda Kraprayoon, untuk menjadi perdana menteri. Raja memanggil Jenderal Suchinda dan pemimpin protes, purnawirawan Jenderal Chamlong Srimuang, dan memarahi mereka saat mereka berlutut. Intervensinya tersebut berhasil memulihkan demokrasi elektoral dan konstitusi baru pun dibuat.

Setelah itu, jarang terjadi kericuhan politik hingga pada 2006 ketika Perdana Menteri Thaksin Shinawatra berkuasa. Namun Raja Bhumibol menolak campur tangan, walau ada desakan dari rakyat. Meskipun demikian, pengaruhnya masih dipandang penting. Rakyatnya mempercayainya sebagai manusia setengah dewa.

Berbagai penghargaan diraihnya, terutama pada 2006 dia mendapat penghargaan khusus dari Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan. Raja Bhumibol Adulyadej dianugerahi Lifetime Achievement Award di bidang Pembangunan Manusia.

Kesehatan Raja Bhumibol menurun sejak menderita sakit infeksi paru-paru pada September 2009. Sejak itu Raja sering masuk rumah sakit untuk berbagai penyakit.

Pada Minggu,9 Oktober Raja Bhumibol Adulyadej yang telah bertahta selama 70 tahun tersebut dilaporkan dalam kondisi yang tidak stabil. Kesehatannya berada di level yang paling buruk dari sebelumnya. Ayah empat anak tersebut menjalani perawatan hemodialisis di Rumah Sakit Siriraj. Pihak istana juga mengumumkan bahwa tekanan darah raja turun drastis dengan maslah yang terdapat pada hati dan ginjal.

Pada hari Kamis, 13 Oktober pihak istana mengumumkan secara resmi tentang Raja Bhumibol Adulyadej mangkat di Rumah Sakit Siriraj pada pukul 15.52 waktu setempat.

BBC|MARIA FRANSISCA | YON DEMA | MR

Berita terkait

Raja Thailand Berang Timnas Thailand Kalah dari Indonesia, Ini Profil Maha Vajiralongkorn Raja Terkaya di Dunia

22 Mei 2023

Raja Thailand Berang Timnas Thailand Kalah dari Indonesia, Ini Profil Maha Vajiralongkorn Raja Terkaya di Dunia

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn berang kepada timnas Thailnad usai kalah dari Indonesia di SEA Games 2023. Begini profil raja terkaya di dunia.

Baca Selengkapnya

Kisah Ratu Sirikit, Istri Raja Thailand Bhumibol Adulyadej yang Disanjung Rakyatnya

12 Agustus 2022

Kisah Ratu Sirikit, Istri Raja Thailand Bhumibol Adulyadej yang Disanjung Rakyatnya

Ratu Sirikit memikat Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej dan resmi menjadi pendamping hidupnya. Ia memiliki 38 gelar kehormatan dan sidanjung rakyatnya.

Baca Selengkapnya

Profil Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand Pemegang Rekor Monarki Terlama Dunia

9 Juni 2022

Profil Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand Pemegang Rekor Monarki Terlama Dunia

Kala itu Bhumibil berusia 19 tahun dan tercatat menjadi raja ke-9 dari Dinasti Chakri Thailand, atau dijuluki pula Raja Rama IX.

Baca Selengkapnya

Aktivis Pro-Demokrasi Thailand Kritik Sikap Raja Maha Vajiralongkorn

25 Oktober 2020

Aktivis Pro-Demokrasi Thailand Kritik Sikap Raja Maha Vajiralongkorn

Raja Maha Vajiralongkorn memuji tindakan seorang warga yang membawa foto mendiang Raja Bhumibol Adulyadej saat demonstrasi pro-demokrasi.

Baca Selengkapnya

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

Usai Kremasi Raja Thailand, Bangkok Malam Hari Kembali Berdenyut

27 Oktober 2017

Usai Kremasi Raja Thailand, Bangkok Malam Hari Kembali Berdenyut

Warga setempat dan wisatawan mengikuti upacara kremasi Raja Thailand.

Baca Selengkapnya

Hormati Kremasi Raja Thailand, Kawasan Hiburan Malam Tutup

27 Oktober 2017

Hormati Kremasi Raja Thailand, Kawasan Hiburan Malam Tutup

Jalan Khao Son di Thailand yang dikenal sebagai tempat hiburan bagi para backpacker juga tutup untuk menghormati prosesi kremasi Raja Thailand

Baca Selengkapnya

Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol, Mega Didampingi Puan

26 Oktober 2017

Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol, Mega Didampingi Puan

Ada 42 kepala negara yang mengikuti rangkaian acara kremasi Raja Bhumibol di Thailand.

Baca Selengkapnya

Selama Kremasi Raja Thailand, Beberapa Tempat Pelancongan Tutup

26 Oktober 2017

Selama Kremasi Raja Thailand, Beberapa Tempat Pelancongan Tutup

Jenazah Raja Thailand Bhumibol Adulyadej dikremasi dan sejumlah tempap pelancongan tutup, juga kawasan bisnis dan restoran.

Baca Selengkapnya

Narapidana Beri Penghormatan Terakhir kepada Raja Thailand

26 Oktober 2017

Narapidana Beri Penghormatan Terakhir kepada Raja Thailand

Narapidana di semua penjara di Thailand memberikan penghormatan terakhir kepada Raja Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi.

Baca Selengkapnya