Protes Berkepanjangan, Ethiopia Kondisi Darurat  

Reporter

Senin, 10 Oktober 2016 14:07 WIB

Aparat keamanan melespakn tembakan gas air mata guna membubar demonstran yang semakin ricuh saat berlangsungnya Festival Irreecha di kota Bishoftu, wilayah Oromia, Ethiopia, 2 Oktober 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Addis Ababa - Pemerintah Ethiopia mengumumkan keadaan darurat nasional selama enam bulan terkait dengan protes berkepanjangan kelompok anti-pemerintah pada Minggu, 9 Oktober 2016, waktu setempat. Itu merupakan status darurat pertama sejak partai penguasa saat ini memenangi pemilu seperempat abad lalu.

Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn mengatakan langkah ini diambil untuk memulihkan kondisi sistem kenegaraan terkait dengan protes berkepanjangan di seluruh negeri.

Baca juga: Jerman Tangkap Terduga Teroris asal Suriah

“Keadaan darurat telah dibicarakan dengan cermat oleh Dewan Pemerintah terkait dengan hilangnya nyawa dan kerusakan bangunan yang terjadi di Ethiopia. Kami ingin mengakhiri kerusakan yang mengakibatkan rusaknya proyek infrastruktur, pusat kesehatan, administrasi, dan gedung pengadilan,” ucap Desalegn kepada media lokal, seperti dikutip CNN.

Protes terbesar yang mengguncang Ethiopia dilakukan Oromo. Meski berjumlah sepertiga dari total seratus juta penduduk, etnis Oromo dimarginalkan selama puluhan tahun, dan permasalahan memuncak setelah pemerintah mempromosikan pengembang untuk mengambil alih lahan pertaniannya.

Simak: Putra Rooney yang Berusia 6 Tahun Gabung dengan Manchester United

Ethiopia menghentikan layanan Internet dan memblokir media sosial untuk menghentikan provokasi di kalangan Oromia. Insiden terakhir, menurut pemerintah, menyebabkan tewasnya 52 warga Oromia dalam unjuk rasa di festival suci Oromo atau yang dikenal Irreechaa pada 2 Oktober lalu. Mereka mengatakan pihak keamanan menembakkan peluru dan gas air mata ke demonstran, sehingga menyebabkan lebih dari 500 orang terbunuh—angka itu versi oposisi.

Pemerintah menyalahkan kelompok oposisi atas kerusuhan ini. Menteri Komunikasi Getachew Reda menuturkan kepada CNN, “Di tubuh korban yang telah kami temukan, tidak ditemukan luka tembak satu pun. Mereka tewas karena panik. Pihak keamanan seharusnya tidak bersenjata, sehingga kerusuhan itu tidak terkait dengan pihak keamanan.”

Protes di Ethiopia menarik perhatian global ketika pelari Olimpiade, Feyisa Lilesa, membuat sikap tubuh menyilangkan tangan di atas kepala. Aksi ini sebagai protes ketidakadilan pemerintah Ethiopia terhadap suku Oromo.

AKHMAD MUSTAQIM | SITA




Berita terkait

Koshe, Kota Sampah Tragis di Ethiopia Sejak 1964

17 Maret 2017

Koshe, Kota Sampah Tragis di Ethiopia Sejak 1964

Bencana bukit sampah pada Sabtu, 11 Maret 2017, yang menewaskan 113 orang membuat pemerintah berpikir ulang mengenai relokasi TPA Koshe.

Baca Selengkapnya

Bencana Bukit Sampah, Ethiopia Berkabung Tiga Hari

16 Maret 2017

Bencana Bukit Sampah, Ethiopia Berkabung Tiga Hari

Pejabat pemerintahan kota tidak bisa menyebutkan berapa jumlah orang yang berada di lokasi ketika bencana itu terjadi.

Baca Selengkapnya

Longsor Sampah di Ethiopia Tewaskan 113 Orang  

16 Maret 2017

Longsor Sampah di Ethiopia Tewaskan 113 Orang  

Pemerintah Ethiopia berusaha menutup tempat pembuangan sampah ini tahun lalu dan memindahkannya ke tempat baru.

Baca Selengkapnya

Rusuh di Ethiopia, Puluhan Orang Tewas  

9 Agustus 2016

Rusuh di Ethiopia, Puluhan Orang Tewas  

Jumlah korban tewas rusuh di Ethiopia mencapai 97 orang dengan rincian 67 orang tewas di Oromia dan 30 lainnya di Amhara ketika mereka berunjuk rasa.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Tanah Longsor di Ethiopia, 100 Orang Tewas

20 Mei 2016

Banjir dan Tanah Longsor di Ethiopia, 100 Orang Tewas

Sekitar seratus orang tewas akibat hantaman banjir dan tanah longsor di Ethiopia yang berlangsung sejak bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Memburu Penculik, Tentara Ethiopia Masuk Sudan  

22 April 2016

Memburu Penculik, Tentara Ethiopia Masuk Sudan  

Jumlah anak-anak yang diculik antara 102 dan 125 orang.

Baca Selengkapnya

Ethiopia Berkabung, 200 Orang Tewas Dibantai  

20 April 2016

Ethiopia Berkabung, 200 Orang Tewas Dibantai  

Selain itu, sejumlah laporan menyebutkan, 108 anak hilang. Mereka diduga diculik oleh pria bersenjata.

Baca Selengkapnya

Serangan di Ethiopia, 200 Tewas dan 100 Anak Hilang

18 April 2016

Serangan di Ethiopia, 200 Tewas dan 100 Anak Hilang

Para penyerang juga mencuri 2.000 hewan ternak milik penduduk setempat.

Baca Selengkapnya

8,2 Juta Penduduk Ethiopia Terancam Kelaparan  

15 Oktober 2015

8,2 Juta Penduduk Ethiopia Terancam Kelaparan  

Pemerintah Ethiopia menyerukan bantuan internasional untuk membantu memberikan makan kepada 8,2 juta warganya.

Baca Selengkapnya

Menjelang Kunjungan Obama, Ethiopia Bebaskan Lima Jurnalis  

9 Juli 2015

Menjelang Kunjungan Obama, Ethiopia Bebaskan Lima Jurnalis  

Komite Perlindungan Jurnalis mencatat 12 wartawan ditahan dengan tuduhan melakukan terorisme.

Baca Selengkapnya