Presiden Duterte Mohon Maaf kepada Yahudi

Reporter

Senin, 3 Oktober 2016 07:40 WIB

Sejumlah orang melihat foto-foto korban kamp konsentrasi dan pemusnahan Nazi Auschwitz-Birkenau di Oswiecim, Polandia, 27 Januari 2016. Sekitar 11 ribu orang Yahudi menjadi korban kamp konsentrasi Nazi atau Holocaust. REUTERS/Kacper Pempel

TEMPO.CO, Manila - Hati-hati dengan mulutmu. Nasihat ini sepertinya mengena pada Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang akhirnya memohon maaf kepada Yahudi atas pernyataannya yang membandingkan dirinya dengan Adolf Hilter sehubungan dengan jutaan orang tewas dalam memerangi kejahatan narkoba di Filipina.

"Meski saya sungguh tidak mengatakan sesuatu yang salah, lebih baik mereka tidak mengutak-atik memori ini, jadi saya memohon maaf kepada warga Yahudi," kata Presiden Duterte seperti dikutip Channel News Asia, 3 Oktober 2016.

Baca: Alasan Agama, Penumpang United Airlines Diminta Ganti Kursi

Sekalipun telah memohon maaf kepada Yahudi, Presiden Duterte menjelaskan, dia tidak melakukan kesalahan dengan kebijakannya membunuh jutaan orang yang terlibat dalam kejahatan narkoba.

Sebelumnya, Presiden Duterte menyamakan dirinya dengan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Hanya, kata Presiden Duterte, Hitler membantai orang-orang yang tidak berdosa. Sedangkan dirinya membantai pengedar narkoba yang merusak generasi penerus bangsa.

Baca: Dimas Kanjeng Blakblakan ke Anggota DPR, Polisi: Bullshit!

Pernyataan Presiden Duterte yang menyamakan perang melawan narkoba di negerinya dengan tragedi Holocaust yang menewaskan jutaan Yahudi di Eropa mendapat kecaman dari beberapa komunitas Yahudi yang berbasis di Amerika Serikat. "Duterte berutang permintaan maaf terhadap korban Holocaust untuk retorikanya yang menjijikkan," kata Abraham Cooper, rabi dari Simon Wiesenthal Center yang berbasis di Amerika Serikat.

Presiden Duterte, 71 tahun, menuai banyak kritik atas kebijakannya dalam memerangi narkoba sejak menjabat kursi presiden pada 30 Juni lalu. Lebih dari 3.000 orang tewas dalam operasi memerangi narkoba di Filipina dalam tempo sekitar tiga bulan terakhir.

CHANNEL NEWS ASIA | BBC | MARIA RITA








Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya