Presiden Duterte Ingin Basmi Narkoba Seperti Nazi Hitler

Sabtu, 1 Oktober 2016 14:27 WIB

Presiden Filipina terpilih, Rodrigo Duterte memaparkan pidato pertamanya usai pelantikan di istana Malacanang, Manila, 30 Juni 2016. Duterte bersumpah akan melawan kelompok militan Abu Sayyaf yang bermukim di Filipina Selatan. Presidential Palace/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte membandingkan dirinya dengan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Dia mengaku senang membantai jutaan orang pecandu dan pengedar narkoba seperti yang dilakukan Hitler terhadap warga Yahudi dalam peristiwa Holocaust di tengah Perang Dunia II pada dekade 1940-an silam.

"Hitler membantai tiga juta orang Yahudi. (Di Filipina) ada tiga juta pecandu narkoba. Aku akan senang untuk membantai mereka," katanya, seperti yang dilansir BBC pada 30 September 2016.

Presiden Duterte yang terkenal dengan pernyataannya yang kontroversial menegaskan bahwa Hitler memang membantai orang-orang yang tidak berdosa, sedangkan dirinya membantai pengedar narkoba yang merusak generasi penerus bangsa.

Survei terbaru di Filipina yang dirilis awal pekan ini menunjukkan jumlah pengguna narkoba di negara itu mendekati angka 1,8 juta orang.

Pernyataan Duterte yang menyamakan perang melawan narkoba di negerinnya dengan tragedi Holocaust di Eropa, langsung mendapat kecaman dari beberapa komunitas Yahudi yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

"Duterte berutang permintaan maaf terhadap korban Holocaust untuk retorikanya yang menjijikkan," kata Abraham Cooper, seorang rabi dari Simon Wiesenthal Center yang berbasis di AS.

Kelompok Yahudi yang berbasis di AS lainnya, Liga Anti-Fitnah mengatakan bahwa komentar itu "tidak pantas dan sangat menyinggung".

Sejarawan menemukan ada setidaknya enam juta orang Yahudi dibunuh oleh Nazi di bawah komando Hitler sebelum dan selama Perang Dunia II.

Duterte sendiri telah mengawasi tindakan keras berdarah terhadap pengguna dan pengedar narkoba sejak menjabat di Istana Malacanang pada Juni 2016 lalu. Angka resmi menunjukkan polisi dan aparat keamanan telah menembak mati lebih dari 3 ribu orang dalam operasi pemberantasan narkoba.

Mayat dari para terduga pengedar narkoba tersebut biasanya akan ditinggalkan dan dibiarkan begitu saja tergeletak di tempat umum dengan diberi tanda daftar kejahatan yang dituduhkan kepada mereka. Insiden macam ini mirip dengan modus pembunuhan misterius (petrus) yang dulu dilakukan diktator Indonesia Soeharto pada para penjahat kambuhan pada 1970-an silam.

BBC|AL JAZEERA|YON DEMA








Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya