TEMPO Interaktif, Jakarta:Situs internet televisi satelit Qatar, Al-Jazeera, kembali diserang hacker pada Jumat (28/3). Serangan kali ini membuat situs Al-Jazeera dalam bahasa Arab (http://www.aljazeera.net) dan dalam bahasa Inggris (http://english.aljazeera.net) tidak dapat diakses. Akibat serangan ini, para pengguna yang ingin mengakses situs versi Arab Al-Jazeera akan dialihkan menuju sebuah situs porno sedangkan versi bahasa Inggris akan dialihkan ke sebuah situs yang berisikan gambar bendera Amerika Serikat dan sebuah pesan yang berbunyi Let Freedom Ring dan God Bless Our Troops. Halaman situs ditandatangani oleh seseorang yang menyebutkan dirinya : Patriot. Juru Bicara Network Solutions Incorporation , perusahaan tempat domain Al-Jazeera terdaftar, Brian OShaughnessy menjelaskan para hacker berpura-pura menjadi karyawan Al-Jazeera dan menghubungi perusahaannya untuk mengambil alih kendali terhadap kedua situs tersebut. Selanjutnya, kata dia, situs versi Inggris diarahkan ke situs lain yang dioperasikan oleh penyelenggara jasa internet Networld Connections Incorporation di kota Salt Lake. Kami langsung menutup situsnya beberapa jam kemudian, tutur Brian. Namun, imbuhnya, usai ditutup, para penyerang kembali mengalihkan situs versi Inggris ke penyelenggara jasa internet lain dengan pesan baru yang berbunyi : situs ini sudah diambil alih oleh Saimoon Bhuiyan. Paling lambat dalam waktu 12 jam kedua situs ini sudah bisa diakses seperti biasa, ujar Brian berjanji. Juru Bicara Al-Jazeera Ali Ballout mengecam keras aksi tersebut. Serangan itu adalah sebuah aksi yang frontal dan kejam terhadap kebebasan pers, ujarnya geram. Dia juga meminta siapa saja yang memiliki informasi mengenai penyerang tersebut memberitahukan kepada pihak berwenang. Komunitas internet dunia menilai kejadian ini telah menampar muka Network Solutions dan perusahaan induknya, VeriSign Incorporation. Pasalnya, VeriSign selain sebagai operator penyimpan alamat situs yang berakhiran .com dan .net, juga dikenal sebagai penjual jasa keamanan dan otentifikasi internet. David Endler dari iDefense Incorporation, sebuah perusahaan keamanan internet yang berbasis di Reston, menyebutkan serangan kepada kedua situs Al-Jazeera itu hanya membutuhkan teknik yang sangat sederhana. Menurut David, serangan jenis ini tidak membutuhkan usaha yang tinggi. Paling-paling hanya melalui panggilan telepon palsu atau faksimili, cetusnya. Karenanya ia mengaku sangat heran bagaimana sebuah sistem keamanan internet bisa ditembus semudah itu. Serangan terhadap situs Al-Jazeera kali ini bukan serangan yang pertama. Situs ini sudah beberapa kali mendapat serangan hacker sejak stasiun televisi Al-Jazeera menayangkan tentara Amerika Serikat yang tewas atau ditawan di Irak. Tercatat mulai Senin lalu, para hacker menghajar situs ini dengan data-data sampah untuk mencekik trafik Al-Jazeera dan membuat situs tidak dapat diakses. Teknik ini dikenal dengan teknik denial of service. Seorang pakar keamanan jaringan Richard M. Smith mengatakan sebenarnya sangat mudah untuk melacak para pembajak situs tersebut. Sebab, menurut dia, Para pembajak ibarat meninggalkan banyak jejak di atas pasir. Kepala Bidang Teknologi Informas Al-Jazeera, Salah Al Seddiqui menambahkan pihaknya kini telah menemukan tempat penyimpanan (host) baru bagi kedua situs Al-Jazeera. Penyebabnya, DataPipe, penyedia penyimpanan situs asal Amerika Serikat tidak bersedia memperpanjang sewa pada akhir bulan ini. Kami telah memindahkan situs kami ke sebuah pusat data di Perancis, ujarnya. Ucok Ritonga --- TNR
Berita terkait
Penggemar Rasakan Emosi di Lagu Diana Krall
23 menit lalu
Penggemar Rasakan Emosi di Lagu Diana Krall
Penggemar Diana Krall kagum dengan penampilan penyanyi Kanada itu di konser Solo bertajuk Diana Krall Live in Jakarta 2024.