Cina Tambah Pesawat Tempur dan Pembom di Laut Cina Selatan

Reporter

Editor

Febriyan

Senin, 8 Agustus 2016 13:30 WIB

Salah satu kapal perang Angkatan Laut Tiongkok menembakkan rudal, pada saat latihan di Laut Cina Timur. Latihan dilakukan setelah abritrase internasional menolak klaim Tiongkok atas Laut Cina Selatan. Wu Dengfeng/Xinhua via AP

TEMPO.CO, Beijing - Angkatan Udara Cina kembali mengirim pesawat tempur dan pesawat pembom untuk melakukan patroli dan latihan di pulau-pulau di kawasan Laut Cina Selatan. Mereka berdalih pemusatan kekuatan itu merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan tempur selain menanggapi ancaman keamanan.

Latihan itu dilakukan bersamaan dengan semakin meningkatnya ketegangan di perairan tersebut setelah Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda, menolak klaim Beijing atas sebagian besar teritorial di Laut Cina Selatan. Pengadilan Arbitrase juga menyebut Cina telah melanggar hak kedaulatan Filipina.

Kolonel Senior Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Cina, Shen Jinke, mengatakan timnya telah mengirim beberapa pesawat pembom H-6 dan pesawat perang Su-30 untuk memeriksa ruang udara sekitar Kepulauan Spratly dan Scarborough Shoal.

"Kami mengadakan latihan dan patroli pertempuran biasa di perairan sengketa untuk meningkatkan kemampuan menanggapi semua jenis ancaman keamanan dalam melindungi kedaulatan negara, keamanan serta kepentingan maritim," katanya seperti yang dikutip kantor berita Xinhua.

Menurut Shen lagi, patroli meliputi pengawasan dan pengisian minyak pesawat. Seperti yang dilansir oleh Taipei Times pada Sabtu, 7 Agustus 2016, pemerintahan Negeri Panda marah dan kecewa dengan seruan negara Barat dan Jepang yang mendesak mereka untuk mematuhi keputusan Den Haag.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, mengatakan Amerika Serikat, Jepang dan Australia telah memprovokasi ketegangan regional setelah mereka merilis pernyataan bersama mendesak Cina untuk tidak membangun pos-pos militer atau merebut kembali tanah di perairan yang disengketakan.

Sementara itu, pada Sabtu, sekitar 300 demonstran Vietnam dan Filipina menyerukan Beijing untuk mematuhi keputusan pengadilan arbitrase melalui unjuk rasa yang berlangsung di depan konsulat Cina di Manila.

TAIPEI TIMES | THE SUN | SCMP | YON DEMA

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

3 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

12 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

16 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

16 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

17 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya