Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Reporter

Rabu, 3 Agustus 2016 20:47 WIB

Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar

TEMPO.CO, Kathamndu - Parlemen Nepal menetapkan Pushpa Kamal Dahal alias Prachanda sebagai Perdana Menteri ke-24 setelah 26 tahun negara itu mengadopsi sistem demokrasi multi-partai.

Menjadi satu-satunya calon yang diajukan dalam pemilihan di gedung parlemen Nepal, 1 Agustus 2016, Prachanda, yang mewakili Partai Komunis Bersatu Nepal (CPN), berhasil memenangi 363 suara dari 595 suara di parlemen.

Mantan pemimpin pemberontak komunis Nepal tersebut langsung dikalungkan selendang tradisional Buddha sesaat setelah dinyatakan terpilih sebagai Perdana Menteri.

"Saya akan bekerja untuk persatuan nasional, untuk mempromosikan kepentingan negara dan rakyat," katanya kepada anggota parlemen setelah terpilih sebagai Perdana Menteri.

Prachanda terpilih sebagai Perdana Menteri setelah Khadga Prasad Oli yang berasal dari Partai Komunis Nepal Aliran Marxis-Leninis memutuskan mundur pekan lalu, menyusul parlemen melancarkan mosi tidak percaya.

Kemenangan Prachanda sebagai Perdana Menteri menandai kembalinya dia ke posisi tersebut untuk kedua kalinya setelah delapan tahun. Dia pertama kali terpilih sebagai Perdana Menteri pada 2008.

Periode pertama Prachanda berakhir pada 2009 ketika ia mengundurkan diri karena perbedaan pendapat dengan presiden tentang pemecatan seorang kepala militer.

Dia memimpin pemberontakan komunis atau yang dikenal dengan kelompok Maois selama satu dekade hingga 2006, ketika mereka menandatangani perjanjian perdamaian yang diawasi PBB. Lebih dari 17 ribu orang tewas selama pemberontakan tersebut.

Prachanda akan menghadapi sejumlah tantangan berat, terutama upaya rekonstruksi besar setelah gempa bumi yang menewaskan 9.000 orang tahun lalu, selain mengawasi penyelesaian kasus kejahatan perang.

ALJAZEERA | REUTERS | YON DEMA

Berita terkait

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi

Baca Selengkapnya

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.

Baca Selengkapnya

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.

Baca Selengkapnya

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.

Baca Selengkapnya

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.

Baca Selengkapnya

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.

Baca Selengkapnya

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.

Baca Selengkapnya

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.

Baca Selengkapnya

Pascagempa, Nepal Hadapi Masalah Perdagangan Anak

28 Mei 2015

Pascagempa, Nepal Hadapi Masalah Perdagangan Anak

"Adopsi internasional juga telah ditangguhkan," katanya.

Baca Selengkapnya