Australia Vonis Perekrut Anggota ISIS

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 13 Juli 2016 06:45 WIB

Jake Billardi (tengah), remaja Australia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

TEMPO.CO, Sydney - Mahkamah Agung New South Wales (NSW), Australia, memvonis Hamdi Al Qudsi, perekrut warga Australia menjadi militan sejumlah kelompok teror di Suriah, bersalah atas tujuh dakwaan, Selasa, 12 Juli 2016. Al Qudsi, 41 tahun, adalah warga Australia pertama yang didakwa di bawah hukum perekrutan dan penyerbuan ke negara asing.

Pengacara Al Qudsi, Zali Burrows, mengatakan kliennya menerima vonis itu, tapi akan terus mempertahankan keyakinan bahwa dia tidak bersalah. "Dia sangat senang ini sudah berakhir dan sidang berlangsung dengan cepat," kata Burrows.

Al Qudsi didakwa membantu tujuh anak muda Australia untuk bertempur di garis depan perang saudara di Suriah mulai Juni hingga Oktober 2013. Sedikitnya dua di antaranya telah tewas. Dia terancam hukuman 10 tahun penjara.

Mengenakan gamis dan sorban, Al Qudsi tampak tenang di persidangan. Tidak ada keluarga dan para pendukungnya di ruang sidang.

Selama dua pekan sidang pemeriksaan, Al Qudsi disebut-sebut memberi dukungan logistik, dorongan, dan kontak untuk membantu para anak muda, terutama dari Sydney, meninggalkan Australia serta melintasi perbatasan Turki lalu bergabung dengan kelompok teroris di Suriah.

Al Qudsi diduga bekerja sama dengan militan senior kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Australia, Mohammad Ali Baryalei. Dalam percakapan telepon, Al Qudsi dan Baryalei, yang diyakini telah tewas, membahas soal hasrat menjadi martir, pembentukan batalion Australia, dan rencana bagi "saudara-saudara".

"Saya dapat empat. Tidak Satu. Ada empat bersaudara yang datang saat ini dan beberapa lagi setelah ini," kata Al Qudsi dalam sebuah percakapan telepon dengan Baryalei. "Saya perlu Anda, bantu saya supaya saya bisa bukakan pintu."

Enam orang yang direkrut Al Qudsi, antara lain Tyler Casey, Canel Temel, Mehmed Biber, Nassim Albahsa, dan Muhammad Abdul-Karim Muslehand, yang dikenal sebagai Abu Alim, diyakini sudah berada di Suriah.

Dalam sebuah percakapan telepon dengan Abu Alim, Al Qudsi menanyakan kondisinya. "Saat kami melintas perbatasan, ada suara tembakan. Segala puji bagi Allah di atas kami, dan itu indah," ujar Abu Alim.

ABC NEWS | SYDNEY MORNING HERALD | NATALIA SANTI




Berita terkait

Diprotes, Foto PM Australia Turnbull Gendong Cucu Sambil Ngebir

15 September 2017

Diprotes, Foto PM Australia Turnbull Gendong Cucu Sambil Ngebir

Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull menjadi sasaran amukan netizen saat fotonya menggendong cucu sambil memegang segelas bir jadi viral.

Baca Selengkapnya

Pine Gap Australia Pasok Data Intelijen Soal Indonesia ke Amerika  

22 Agustus 2017

Pine Gap Australia Pasok Data Intelijen Soal Indonesia ke Amerika  

Markas intelijen Australia, Pine Gap, yang memasok informasi tentang Indonesia dan negara-negara lain ke Amerika berlokasi di kawasan terpencil.

Baca Selengkapnya

Kaki Remaja Australia Ini Penuh Darah Usai Berendam di Pantai

8 Agustus 2017

Kaki Remaja Australia Ini Penuh Darah Usai Berendam di Pantai

Remaja Australia ini kaget menyaksikan kedua pergelangan kakinya berlumuran darah setelah direndam di tepi pantai. Ayahnya menemukan jawabannya.

Baca Selengkapnya

Ups, PM Australia Tertangkap Basah Mengejek Donald Trump

16 Juni 2017

Ups, PM Australia Tertangkap Basah Mengejek Donald Trump

PM Australia Malcolm Turnbull saat ini kewalahan menghadapi sorotan media setelah dirinya tertangkap basah mengolok-olok Presiden Amerika Donald Trump

Baca Selengkapnya

Terlalu Ramah, Anjing Ini Dipecat Dari Kepolisian -Oops

9 Juni 2017

Terlalu Ramah, Anjing Ini Dipecat Dari Kepolisian -Oops

Gavel yang baru berusia berusia satu tahun itu, harus kehilangan posisi karena dinilai terlalu ramah dan manja untuk berada dalam tim polisi.

Baca Selengkapnya

Cina Dituduh Lakukan Aksi Intelijen Besar-Besaran di Australia

12 Mei 2017

Cina Dituduh Lakukan Aksi Intelijen Besar-Besaran di Australia

Pejabat di Kementerian Pertahanan Australia mengungkapkan Cina selama ini melakukan aksi intelijen besar-besaran terhadap Australia.

Baca Selengkapnya

Pria Pengangguran Ini Menang Lotere Hampir 500 Miliar Rupiah

12 Mei 2017

Pria Pengangguran Ini Menang Lotere Hampir 500 Miliar Rupiah

Seorang pria yang sedang menganggur di Australia memenangkan hadiah lotere sebesar $ 50 juta atau hampir Rp 500 miliar.

Baca Selengkapnya

Anaknya Banyak Omong, Ayah Mendampinginya di Kelas

11 Mei 2017

Anaknya Banyak Omong, Ayah Mendampinginya di Kelas

Brad Howard dengan senang hati mendampingi putranya di dalam kelas karena anaknya dihukum guru.

Baca Selengkapnya

Dukung Perkawinan Sejenis di Australia, Bos Qantas Dilempar Pie

10 Mei 2017

Dukung Perkawinan Sejenis di Australia, Bos Qantas Dilempar Pie

Bos Qantas, Alan Joyce dilempar pie gara-gara mendukung perkawinan sesama jenis di Australia.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Politikus Australia Menyusui Bayinya di Parlemen

10 Mei 2017

Pertama Kali, Politikus Australia Menyusui Bayinya di Parlemen

Politikus sayap kiri Partai Hijau Australia, Larissa Waters menjadi politikus prtama yang menyusui bayinya di gedung parlemen.

Baca Selengkapnya