Sejumlah anggota yang setuju Inggris keluar dari Uni Eropa berteriak setelah melihat hasil penghitungan suara referendum Uni Eropa di Sunderland ditutup di London, Inggris, 23 Juni 2016. REUTERS/Toby Melville
TEMPO.CO, London - Salat Ied menyambut Idul Fitri tahun 2016 dibatalkan di Southampton, Inggris, atas alasan keamanan menyusul ketegangan meningkat di seluruh Inggris disebabkan hasil referendum yang memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Sekitar 2.000 umat Islam rencananya akan berkumpul di East Park untuk menghadiri upacara shalat Idul Fitri yang jatuh pada 6 Juli 2016.
Akademi Kebudayaan Bangladesh British (BBCA) membatalkan acara itu setelah kelompok berhaluan kanan mengancam untuk mengadakan demonstrasi di kota itu mendesak masuknya pengungsi secara besar-besaran dihentikan. Kelompok sayap kanan itu menyatakan mereka akan berbaris di bawah bendera "Pelarian Tidak Diundang".
Shere Sattar dari BBCA mengatakan pihaknya memutuskan lebih baik salat Id besar-besaran itu dibatalkan mengingat kondisi politik dan kerusuhan di Inggris setelah meninggalkan Uni Eropa dan peningkatan aktivitas dan komentar sekitar kota-kota lain yang rasis.
"Keputusan itu dibuat karena Dewan Kepala polisi Nasional UK (NPCC) mengatakan tingkat kejahatan kebencian di Inggris melonjak lima kali lipat pasca Brexit," tutur Sattar, seperti yang dilansir Huffington Post pada 4 Juli 2016.
Menurut NPCC, mereka mencatat peningkatan mengejutkan sebanyak 500 persen dalam kejadian kejahatan kebencian, dengan lebih dari 330 kasus dibandingkan rata-rata mingguan sebanyak 63 kasus.
Dalam laporan yang mengejutkan, Dewan Muslim Inggris mengatakan bulan lalu pihaknya telah mencatat 100 kejahatan kebencian yang diarahkan kepada Muslim dan masjid mereka di Inggris.
Pada 23 Juni 2016, 52 persen dari pemilih Inggris mendukung referendum agar Inggris meninggalkan Uni Eropa. Sesuatu yang telah memicu serangan rasis terhadap imigran dan Muslim yang dianggap mendukung pemisahan tersebut.