TEMPO.CO, Istanbul - Serangan tembakan dan bom terjadi di Bandar Udara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki. Serangan itu telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan dilaporkan 20 orang lain luka-luka.
Menurut keterangan sementara dari Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag, serangan tersebut dilakukan di luar pintu pengamanan pertama bandara. Setelah melakukan penembakan, pelaku kemudian meledakkan diri.
"Menurut informasi yang saya terima, seorang teroris berada di pintu masuk terminal internasional pertama. Ia kemudian melepaskan tembakan dengan Kalashnikov dan setelah itu ia meledakkan diri," ujar Bozdag, dikutip dari BBC, Rabu, 29 Juni 2016.
Serangan bom yang terjadi di salah satu bandara internasional tersibuk di dunia ini juga diduga dilakukan dua penyerang di luar pintu pemeriksaan. Bandara Ataturk telah lama memberlakukan pengamanan yang ketat melalui deteksi sinar-X di pintu masuk terminal.
Sayangnya, pemeriksaan untuk mobil yang keluar-masuk bandara itu terbatas. Ada yang mengaitkan serangan ini dengan gerakan separatis Kurdi atau gerakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dilaporkan media Turki, dua penyerang dan pengebom itu tewas seketika setelah melakukan aksinya. Akibat bom itu, otoritas bandara memberhentikan sementara penerbangan dari dan ke Bandara Ataturk.
Sebelumnya, pada Maret lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk Turki telah memberi travel warning dan mendesak wisatawan, termasuk warga Amerika, meningkatkan kewaspadaan serta kehati-hatian ketika mengunjungi daerah akses publik.
Mereka terutama diminta berhati-hati di kawasan yang sangat sering dikunjungi wisatawan, termasuk Bandara Ataturk. Serangan bom di Ataturk terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Momen itu adalah jam paling sibuk akibat kedatangan penerbangan dari Eropa serta keberangkatan ke Teluk Persia dan bagian lain di wilayah itu.
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel
23 hari lalu
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel
Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.