5 Strategi Agar Inggris Tetap Gabung di Uni Eropa
Editor
Maria Rita Hasugian
Minggu, 26 Juni 2016 13:58 WIB
TEMPO.CO, London - Petisi menuntut referendum baru sudah diteken lebih dari dua juta warga Inggris. Mereka yang mendukung Inggris tetap bersama Uni Eropa menilai hasilnya tidak sesuai dengan aturan referendum selama ini.
Seperti dikutip dari Mirror, Sabtu, 25 Juni 2016, berikut ini lima strategi yang memungkinkan hasil referendum yang memenangkan pendukung Inggris keluar dari Uni Eropa dapat dibatalkan.
1. Pemilihan umum lebih awal
Ide pelaksanaan pemilihan umum lebih awal disuarakan politikus Partai Demokrat Liberal, Mark Pack. Langkah pertama, menyingkirkan pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Jeremy Corbyn, kemudian mencari pemimpinnya yang dukung Uni Eropa. Partai Konservatif juga memilih pemimpin yang baru.
Komisi pemilihan dapat menggodok draf aturan untuk pemilihan sebelum dibawa ke parlemen. Setelah itu dipenuhi, proses pemilihan umum dapat dilakukan.
2. Pemungutan suara di parlemen
Voting parlemen dapat mengakhiri kelompok pendukung Inggris keluar dari Uni Eropa. Anggota parlemen dari Tottenham, David Lammy, mengatakan petisi yang menuntut referendum baru menjadi sangat populer dalam sejarah parlemen.
"Bangun. Kita seharusnya tidak melakukan ini. Kita dapat menghentikan kegilaan ini melalui pemungutan suara di parlemen. Kedaulatan parlemen kita untuk memberikan suara dibutuhkan guna memilih apakah kita harus keluar dari Uni Eropa," cuit Lammy.
Lammy menegaskan, referendum pada 23 Juni lalu hanya sebagai rujukan, tidak mengikat secara hukum.
3. Referendum kedua
Boleh jadi ini jawaban dari kelompok yang mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa. Namun hal itu bisa berbeda hasilnya.
Sebab, sesuai aturan pemungutan suara yang hasilnya kurang dari 60 persen dari 75 persen jumlah semua pemilih, maka harus dilakukan referendum kedua. Hasil referendum pada Kamis, 23 Juni lalu, kelompok pendukung Inggris yang ingin keluar dari Uni Eropa hanya mencapai 51,9 persen.
4. Tunda sejumlah perubahan undang-undang
Inggris tidak dapat keluar dari Uni Eropa tanpa dilandasi perubahan sejumlah undang-undang. Anggota parlemen dapat menghentikannya dengan mayoritas anggota menolak pengajuan undang-undang pengganti, sehingga Inggris tidak dapat keluar dari Inggris.
5. Jangan terpicu menggunakan pasal 50
Pada perjanjian Libson yang ditandatangani pada Desember 2007, Uni Eropa mengeluarkan satu pasal terbaru tentang syarat negara anggota keluar dari Uni Eropa. Pasal bernomor 50 itu mengatur proses keluarnya, tapi terkesan kurang jelas. Itu artinya, negosiasi akan lama. Dengan demikian, kalau gagal memenuhi syarat pasal 50, Inggris tidak akan keluar dari Uni Eropa.
MIRROR | MARIA RITA