Ilmuwan Temukan Cara Mengubah CO2 Menjadi Batu  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Sabtu, 11 Juni 2016 21:27 WIB

TEMPO.CO, Reykjavik - Para ilmuwan di Islandia berhasil mengubah gas karbon dioksida (CO2) menjadi batu. Mereka menawarkan cara baru yang revolusioner untuk mengatasi perubahan iklim. Mereka, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia, Jumat, 10 Juni 2016, memompa campuran gas itu jauh ke dalam tanah.

Karbon dioksida diketahui sebagai faktor kunci dalam pemanasan global dan para ahli telah lama menyerukan solusi "penangkapan dan penyimpanan karbon" (CCS). "Kita berurusan dengan meningkatnya emisi karbon. Ini teknik penyimpanan permanen, mengubah mereka menjadi batu," kata Juerg Matter, penulis utama studi itu.

Penemuan yang diterbitkan dalam jurnal Science itu menjadi proyek Carbfix di Hellisheidi Islandia—fasilitas energi panas bumi terbesar di dunia, penghasil energi bagi kota Reykjavik—yang berusaha memantapkan dan menyempurnakan usaha-usaha sebelumnya untuk memadatkan CO2.

Dikatakan bahwa awalnya karbon dioksida disuntikkan ke dalam tanah berpasir atau garam akuifer. Namun percobaan itu gagal. Media dikatakan masih mengandalkan batu untuk menahan gas dari bawah, yang memicu kekhawatiran akan timbulnya kebocoran.

Channel News Asia melaporkan, dalam percobaan perdana, gas CO2 dicampur air lantas dipompa ratusan meter ke bawah tanah hingga di lapisan batu basalt vulkanik. Di sanalah campuran itu dengan cepat berubah menjadi padat. Pabrik ini diketahui hanya memproduksi 40 ribu ton CO2 per tahun.

Pada 2012, perusahaan mulai memompa 250 ton CO2, dicampur dengan air ke dalam tanah. Dan 95 persen dari campuran yang disuntikkan ditemukan telah menjadi batu putih, seperti kapur, dalam waktu dua tahun. "Kejutan yang sangat menyenangkan," kata Edda Aradottir, yang mengepalai proyek Energi Reykjavik.

Didorong oleh keberhasilan, perusahaan telah meningkatkan proyek dan musim panas ini akan mengubur sekitar 10 ribu ton CO2 setiap tahun, kata Aradottir. "Ini berarti kita dapat memompa turun CO2 dalam jumlah besar dan menyimpannya dalam cara yang sangat aman," kata rekan penulis untuk studi Martin Stute, ahli hidrologi di Columbia University Earth Observatory.

"Nantinya, kita bisa memikirkan bagaimana menggunakan ini untuk pembangkit listrik di tempat-tempat lain," ujar Stute.

CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

32 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

37 hari lalu

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

Selain jadi salah satu kota memiliki durasi puasa terlama di dunia, Nuuk, Greenland juga menyimpan beberapa fakta menarik. Simak artikel menarik ini.

Baca Selengkapnya

6 Negara yang Menerapkan Cuti Ayah, Pegawai Tetap Dapat Gaji

47 hari lalu

6 Negara yang Menerapkan Cuti Ayah, Pegawai Tetap Dapat Gaji

Pemberian cuti ayah saat istri pegawai melahirkan telah diterapkan di beberapa negara.

Baca Selengkapnya

Meletus Lagi Gunung Api Islandia, Laju Lavanya Pecahkan Rekor

15 Februari 2024

Meletus Lagi Gunung Api Islandia, Laju Lavanya Pecahkan Rekor

Letusan vulkanik Gunung Api Islandia berlanjut. Kali ini menghasilkan aliran lava terkencang yang pernah ada dalam sejarah gunung berapi.

Baca Selengkapnya

Setelah Lawan Brasil dan Belgia, Timnas Inggris akan Hadapi Bosnia serta Islandia Jelang Euro 2024

5 Februari 2024

Setelah Lawan Brasil dan Belgia, Timnas Inggris akan Hadapi Bosnia serta Islandia Jelang Euro 2024

Timnas Inggris, yang berada di Grup C, memulai kampanye Euro 2024 mereka pada 16 Juni melawan Serbia.

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, Musisi Swedia Desak Israel Dikeluarkan dari Kontes Lagu Eurovision

31 Januari 2024

Genosida Gaza, Musisi Swedia Desak Israel Dikeluarkan dari Kontes Lagu Eurovision

Lebih dari 1.000 musisi Swedia mengimbau Persatuan Siaran Eropa (EBU) mengeluarkan Israel dari Kontes Lagu Eurovision akibat genosida Gaza

Baca Selengkapnya

Wisata Spa Blue Lagoon Buka setelah Erupsi Gunung Berapi di Islandia

13 Januari 2024

Wisata Spa Blue Lagoon Buka setelah Erupsi Gunung Berapi di Islandia

Blue Lagoon pertama kali ditutup pada November karena ancaman aktivitas gunung berapi di daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Baru Dua Hari Buka, Blue Lagoon di Islandia Tutup Lagi karena Letusan Gunung Berapi

20 Desember 2023

Baru Dua Hari Buka, Blue Lagoon di Islandia Tutup Lagi karena Letusan Gunung Berapi

Dengan terjadinya letusan terakhir, Blue Lagoon akan tetap ditutup setidaknya hingga 27 Desember.

Baca Selengkapnya

Gunung Api di Islandia Meletus dekat Kota

19 Desember 2023

Gunung Api di Islandia Meletus dekat Kota

Sebuah gunung api meletus di barat daya Islandia, memuntahkan lava dan asap mengancam kota terdekat.

Baca Selengkapnya