Jadi Capres Wanita Pertama di Amerika, Ini Kata Hillary Clinton

Reporter

Rabu, 8 Juni 2016 10:51 WIB

Kandidat presiden, Hillary Clinton melambaikan tangan kearah pendukungnya sebelum menyampaikan pidato dai Super Tuesday di Miami, Florida, 2 Maret 2016. REUTERS/Javier Galeano

TEMPO.CO, Los Angeles - Hillary Clinton menjadi calon presiden wanita pertama dalam sejarah pemilihan umum Amerika Serikat. Mantan Ibu Negara dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ini akan maju sebagai calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat setelah mengalahkan pesaingnya, Bernie Sanders, pada kontes Super Tuesday kemarin.

Dalam sambutannya, Clinton menyampaikan sejumlah kritik panas yang mengarah langsung kepada calon presiden dari Partai Republik yang kontroversial, Donald Trump. “Donald Trump tak layak menjadi presiden dan pemimpin tertinggi,” kata Clinton, seperti disiarkan langsung oleh BBC TV, Rabu, 8 Juni 2016.

Clinton beropini, Trump kerap mencoba membangun dinding antara Amerika Serikat dan negara-negara besar lain, salah satunya Meksiko. “Saat dia bilang, ‘Ayo, kita buat Amerika Serikat lebih besar lagi,’ itu kode untuk mengatakan, ‘Ayo, kita runtuhkan Amerika,’ mengembalikan kita ke masa kesejahteraan hanya milik sebagian orang, tidak semua,” ucap wanita berusia 68 tahun ini.

Clinton pun menirukan ucapan Trump saat menjanjikan kehidupan ekonomi yang lebih baik, yang menurutnya tak akan bisa terwujud bila Trump menjadi presiden. Menurut Clinton, Demokrat, bila menjelma menjadi pemerintahan yang dia pimpin, sudah memiliki set kebijakan yang lebih baik. “Bagaimanapun, kami ingin menulis ‘bab’ kebesaran Amerika yang berikutnya,” ujarnya.

Clinton pun meminta Partai Republik, juga pihak independen, mendukungnya. Menurut Clinton, pemilu Presiden Amerika kali ini berbeda dengan sebelumnya. “Ini soal jati diri kita sebagai bangsa, tentang jutaan rakyat Amerika yang serentak mengatakan, ‘kami lebih baik daripada ini’,” tuturnya.

Clinton menang atas Sanders dengan perolehan 51,5 persen suara. New Jersey dan California adalah dua dari enam negara bagian di Amerika yang terlibat dalam pemungutan suara bakal calon presiden pada Super Tuesday kemarin.

Clinton berkata kepada pendukungnya dalam suatu kicauan Twitter bahwa kampanye pemilu Presiden Amerika kali ini sudah meruntuhkan semua batasan yang sebelumnya ada. "Malam ini, kita bisa dengan bangga mengatakan, di Amerika, tidak ada hambatan yang terlalu besar dan tidak ada langit-langit terlalu tinggi untuk dicapai," tulis Clinton, Selasa, 7 Juni 2016. "Untuk setiap gadis kecil dengan mimpi besar. Ya, Anda bisa menjadi apa saja yang Anda inginkan.”

BBC | REUTERS |YOHANES PASKALIS




Berita terkait

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

12 Februari 2024

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.

Baca Selengkapnya

Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin: Rusia Tidak Bisa Dikalahkan di Ukraina

9 Februari 2024

Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin: Rusia Tidak Bisa Dikalahkan di Ukraina

Putin menegaskan penyelesaian perang secara damai hanya akan mungkin terjadi jika Washington berhenti memasok senjata ke Ukraina.

Baca Selengkapnya

COP28 Bahas Perubahan Iklim Picu Banyak Penyakit, Ada Hillary Clinton dan Bill Gates

3 Desember 2023

COP28 Bahas Perubahan Iklim Picu Banyak Penyakit, Ada Hillary Clinton dan Bill Gates

KTT iklim COP28 pada hari Minggu, 3 Desember 2023 ini akan mengalihkan perhatiannya pada realitas perubahan iklim yang memicu lebih banyak penyakit.

Baca Selengkapnya

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

26 Mei 2023

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

23 Mei 2023

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika

Baca Selengkapnya

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

19 April 2023

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun

Baca Selengkapnya

Tuntut Hillary Clinton Tanpa Bukti, Trump dan Pengacaranya Didenda Rp14 M

20 Januari 2023

Tuntut Hillary Clinton Tanpa Bukti, Trump dan Pengacaranya Didenda Rp14 M

Donald Trump dan pengacaranya dihukum denda Rp14 miliar karena tanpa bukti menuntut Hillary Clinton

Baca Selengkapnya

Hillary Clinton Dapat Pekerjaan Baru Jadi Profesor di Universitas Kolombia

6 Januari 2023

Hillary Clinton Dapat Pekerjaan Baru Jadi Profesor di Universitas Kolombia

Hillary Clinton mendapat pekerjaan baru. Dia direkrut menjadi seorang professor di Universitas Kolombia di New York

Baca Selengkapnya

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

30 November 2022

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

27 November 2022

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.

Baca Selengkapnya