Duterte Tunjuk Pengacara Kasus Ampatuan Jadi Jubir

Reporter

Rabu, 1 Juni 2016 15:04 WIB

Andal Ampatuan Jr. tersangka aksi penembakan yang menyebabkan tewasnya 57 pendukung lawan politiknya, menjalani pemeriksaan di Manila, Jumat (18/12). AP Photo/Alanah Torralba, Pool

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengangkat Salvador Panelo, bekas pengacara klan Ampatuan, klan yang melakukan pembantaian terhadap 58 orang, di antaranya 31 jurnalis, pada akhir November 2009, menjadi juru bicara presiden.

Penunjukan Panelo mendapat kritik dari keluarga korban pembunuhan Amptuan dan organisasi wartawan.

Menurut sejumlah aktivis, salah satu masalah kontroversial Panelo adalah ketika dia menjadi pengacara otak pelaku pembunuhan massal yang menewaskan 58 orang atau dikenal dengan sebutan kasus “Maguindanao Massacre”.

Dia pernah menangani peristiwa pembunuhan tunggal paling mematikan dan serangan terhadap media yang menurunkan tulisan perebutan jabatan gubernur antara Esmael Mangudadatau melawan Andal Ampatuan Jr., seorang anggota klan Ampatuan paling berkuasa di Maguindanao.

Duterte yang akan dilantik sebagai presiden pada 30 Juni 2016, dalam kesempatan jumpa pers di Kota Davao, Selasa, 1 Juni 2016, menerangkan bahwa dia akan memberi hadiah kepada penegak hukum yang berhasil meringkus pedagang narkoba.

"Kami akan menyediakan uang sebesar US$ 21 ribu atau sekitar Rp 287 juta bagi hamba hukum yang menghabisi bandar berikut sindikat narkoba," kata Duterte.

CHANNEL NEWS ASIA | RAPPLER | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya