Han Liqun, mamjer RenRen Credit Management Co., makan dan minum bersama dengan karyawannya Kou Meng dan Ma Zhenguo usai menyelesaikan pekerjaannya di Beijing, Cina, 27 April 2016. Beberapa perusahaan menyediakan area tidur dan tempat tidur bagi para pekerja untuk beristirahat pada malam hari. REUTERS/Jason Lee
TEMPO.CO, Beijing - Dalam upaya mendekatkan sosok Karl Marx dan komunisme kepada generasi muda, Cina, melalui media propaganda negara, mempromosikan sebuah lagu berlatar musik rap.
Lagu yang berjudul Marx is post-90 memuji kuatnya pengaruh ajaran filsuf itu. Liriknya mengisahkan bagaimana seorang pemuda Cina menemukan jati diri dan kehebatan setelah mengenal ajaran Marx.
Karl Marx disebut sangat mempengaruhi kualitas generasi Cina pasca-1990 yang memiliki cita-cita terhadap terwujudnya negara tanpa kelas dan menampilkan semangat kaum muda Marxis.
"Tidak pada kekuasaan, bukan untuk uang, tapi karena iman, kita berbaris ke depan," atau "Kami berdua tidak akan menyerah sampai kami mati," demikian bunyi liriknya seperti dilansir dari Asian Correspondent, Kamis, 26 Mei 2016.
Lagu tersebut diberitakan media lokal, Cina People's Daily. Hal ini adalah bukti bahwa ajaran Karl Marx berumur panjang dan tidak pernah benar-benar ketinggalan zaman.
Penulis lagu Marx is post-90, Zhuo Sina, dalam sebuah wawancara dengan People's Daily mengatakan liriknya dimaksudkan untuk memberi tahu semua orang di Cina bahwa Marxisme masih diterapkan dan bukan sesuatu yang usang.
"Jika lagu ini bisa mengubah sikap pelajar terhadap Marx dan menarik minat yang lebih besar untuk belajar tentang Marxisme, saya pikir itu hal yang baik," tuturnya.
Di Cina, mahasiswa diwajibkan mengambil kursus "pemikiran teoritis" yang mencakup teori-teori Marxis.