Zainab, Bocah Perempuan yang Tewas Akibat Bom Lahore
Editor
Choirul Aminuddin
Selasa, 29 Maret 2016 11:13 WIB
TEMPO.CO, Lahore - Ahad petang, 27 Maret 2016, adalah hari indah bagi gadis mungil Zainab Jamshed, 6 tahun. Dia tak sabar menunggu keluarganya untuk menghabiskan hari indahnya di sebuah taman.
"Dia berkali-kali meyakinkan bahwa kami semua akan pergi ke taman. Dan itu menjadi kenyataan," kata pamannya, Ghulam Murtaza. "Zainab bersukacita ketika kami memutuskan pergi ke sana menghabiskan hari."
Zainab, gadis kecil satu-satunya di keluarga itu, tiba di Taman Gulshan-i-Iqbal, Lahore, ketika sebuah bom bunuh diri masif meledak hanya beberapa meter dari taman bermain anak-anak. Dia tewas bersama sedikitnya 69 orang lain. Sedangkan ratusan korban lain, hampir semuanya perempuan dan anak-anak, mengalami luka-luka.
"Hari ini ketika kami memegang peti jenazahnya, lenganku bergetar. Saya tidak sanggup membawa peti matinya. Dia meninggal terlalu muda. Dia baru berusia 6 tahun," ujar Murtaza kepada Al Jazeera.
"Jika salah seorang dari kelompok penyerang mengatakan kepada saya bahwa itu kesalahan mereka dan mengapa Zainab mati, saya akan katakan, mengapa kalian menyerang orang-orang yang tak berdosa."
Serangan mematikan itu diklaim dilakukan faksi pecahan Taliban, Jamaat-ul-Ahrar, dengan menyasar warga minoritas Kristen Pakistan yang berada di taman untuk merayakan Hari Paskah pada Ahad petang, 27 Maret 2016.
Meskipun demikian, hampir semua korban tewas adalah muslim, termasuk Zainab. "Apa agama mereka? Itu bukan Islam. Ini tidak ada kaitannya dengan agama. Sebab, tidak ada agama yang mengajarkan kepada Anda untuk membunuh orang tak berdosa," tutur Mudassir Butt, yang kehilangan gadis kecilnya berusia 8 tahun dan saudara laki-lakinya berumur 55 tahun akibat ledakan bom tersebut.
"Serangan ini bukan hanya menyasar umat Kristen, tapi ini serangan terhadap kemanusiaan," ucapnya. Salah satu warga Kristen yang meninggal akibat serangan bom bunuh diri itu adalah Sagir Masih, 17 tahun.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN