Pakistan Digoyang Bom, Strategi Ekstremis Melawan Pemerintah  

Reporter

Selasa, 29 Maret 2016 08:02 WIB

Personil keamanan Pakistan memeriksa lokasi ledakan bom bunuh diri di area parkir taman di Lahore, 27 Maret 2016. Sebagian besar yang tewas dan terluka adalah perempuan dan anak-anak. REUTERS/Mohsin Raza

TEMPO.CO, Lahore - Dua bom secara simultan menggoyang Pakistan pada Ahad petang, 27 Maret 2016, menewaskan sedikitnya 72 orang dan melukai lebih dari 300 korban lain. Kelompok garis keras, Jamaat-ul-Ahrar, mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom yang menyasar umat Kristen yang sedang merayakan Paskah di Taman Gulshan-e-Iqbal.

Pada hari yang sama, ribuan pendukung Mumtaz Qadri, ekstremis yang dihukum gantung bulan lalu karena membunuh bekas gubernur, menyerbu Ibu Kota Islamabad dan bentrok dengan petugas kepolisian di luar gedung parlemen.

Mereka berunjuk rasa memprotes hukuman yang dijatuhkan kepada Qadri. Mereka juga menuntut diberlakukannya hukum syariah. Situasi ini membuat pemerintah meminta bantuan militer guna menghalau pengunjuk rasa yang bertahan di depan gedung parlemen.

Menurut para pengamat, dua kejadian itu, yakni ledakan bom dan tuntutan pengunjuk rasa penerapan syariah Islam, memiliki kaitan. Pakistan, negeri yang memiliki senjata nuklir, dikhawatirkan jatuh ke tangan kelompok garis keras. Upaya pemerintah Pakistan memberangus terorisme sejauh ini dianggap gagal, meskipun diklaim bahwa operasi militer yang kini sedang berlangsung berhasil mengalahkan Taliban dan kelompok militan lain.

Serangan mematikan di Lahore adalah salah satu strategi kaum radikal. Adapun Kota Lahore merupakan salah satu benteng pertahanan Perdana Menteri Nawaz Sharif sekaligus tempat paling aman di negara itu.

"Kami ingin mengirimkan pesan kepada Perdana Menteri Nawaz Sharif bahwa kami telah memasuki Lahore," kata Ehsanullah Ehsan, juru bicara kelompok militan Jamaat-ul-Ahrar, dalam sebuah pernyataan, Ahad.

Serangan yang menghantam Lahore dan Islamabad itu sebagai sinyal kuat yang dikirim kelompok militan bahwa mereka dapat menyerang kawasan mana pun serta kapan pun di Pakistan, dan pemerintah tidak sanggup menghentikannya.

DW | CHOIRUL AMINUDDIN




Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya