TEMPO.CO, Lahore - Pakistan sedang berkabung atas tewasnya 72 orang akibat ledakan bom bunuh diri di sebuah taman di Lahore pada Minggu petang, 27 Maret 2016, waktu setempat.
Menurut Federasi Sekolah Swasta Pakistan, sekolah-sekolah swasta di seluruh Pakistan ditutup untuk menyatakan belasungkawa atas korban meninggal. Adapun sekolah milik pemerintah tetap dibuka.
Baca juga: Identitas Pengebom Lahore di Pakistan Terungkap
Pemerintahan Provinsi Punjab, Sindh, dan Balochistan pada Senin, 28 Maret 2016, menetapkan hari berkabung terkait dengan serangan mematikan di Lahore.
Bendera nasional Pakistan tampak berkibar setengah tiang di gedung-gedung pemerintah. Jumlah korban tewas sebanyak 72 orang, termasuk 23 anak-anak. Sedangkan yang mengalami luka-luka sedikitnya 325 orang.
Baca juga: Korban Tewas Bom Lahore Menjadi 72 Orang
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dan Menteri Kepala Punjab Shahbaz Sharif pada Senin pagi mengunjungi Rumah Sakit Jinnah di Lahore dan bercakap-cakap dengan para korban.
Untuk menunjukkan solidaritas terhadap para korban, semua pusat bisnis dan perbelanjaan tutup. Beberapa asosiasi pedagang mengatakan sengaja menutup usahanya untuk menunjukkan simpatinya terhadap para korban.
Sindh Bar Council juga mengumumkan hari berkabung selama satu hari.
DAILY TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya
4 hari lalu
PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?
Baca SelengkapnyaDiserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini
13 hari lalu
Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu
Baca Selengkapnya10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?
19 hari lalu
Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama
Baca SelengkapnyaProfil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah
20 hari lalu
Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.
Baca SelengkapnyaJerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel
30 hari lalu
Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.
Baca SelengkapnyaRisiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel
31 hari lalu
Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.
Baca SelengkapnyaAsif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya
54 hari lalu
Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan
Baca SelengkapnyaPutusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang
6 Maret 2024
44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.
Baca SelengkapnyaPartai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan
5 Maret 2024
Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.
Baca SelengkapnyaBulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan
4 Maret 2024
Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri
Baca Selengkapnya