Bom di Pakistan, Menlu Retno: Belum Ada Laporan Korban WNI

Reporter

Senin, 28 Maret 2016 13:23 WIB

Seorang wanita terluka akibat bom bunuh diri dipeluk keluarganya di rumah sakit di Lahore, Pakistan, 27 Maret 2016. Bom bunuh diri di area parkir taman Gulshan e Iqbal telah menewaskan sedikitnya 65 orang dan melukai lebih dari 200 orang. AP/K.M. Chuadary

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan hingga Senin ini, 28 Maret 2016, belum ada laporan adanya warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam insiden ledakan di Pakistan. Hal itu disampaikan Retno kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pagi ini.

"Saya sampaikan kepada Presiden sejak tadi malam, sewaktu ledakan, kami sudah berkomunikasi dengan duta besar kita di Islamabad. Sampai tadi pagi, kami berkomunikasi memang belum ada korban WNI," kata Retno seelah menemui Presiden di kompleks Istana, Senin, 28 Maret 2016.

Baca juga: Identitas Pengebom Lahore di Pakistan Terungkap

Retno mengatakan hari ini tim dari kedutaan besar Indonesia di Pakistan juga akan ke Lahore untuk memastikan tidak ada korban WNI dan memperkuat koordinasi dengan otoritas setempat. Tim ini, kata dia, juga akan memeriksa kondisi WNI di Lahore karena memang ada beberapa mahasiswa Indonesia yang tinggal di kota itu. "Komunikasi juga sudah kami lakukan dengan keluarga mahasiswa untuk memastikan apakah ada yang kehilangan teman," ucapnya.

Indonesia, kata dia, juga sudah mengeluarkan imbauan atau peringatan bagi warganya yang akan berkunjung ke Pakistan. Selain itu, Kementerian Luar Negeri memiliki hotline yang bisa dihubungi WNI yang ingin menanyakan informasi mengenai keluarga mereka di Pakistan.

Jamaat Ul Ahrar, sebuah faksi pecahan kelompok Taliban, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 65 warga di Gulshan Iqbal Park, Lahore, Pakistan, pada Ahad, 27 Maret 2016. Juru bicara Jamaat Ul Ahrar, Ehsanullah Ehsan, menyatakan target serangan itu adalah orang Kristen.

Baca juga: Bom Lahore Bunuh 65 Orang, Taliban Incar Umat Kristiani

Ehsan mengatakan pihaknya menyerang kelompok minoritas Kristen sebagai pesan yang dikirim untuk Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif Muhammad. Kelompok Taliban ingin Nawaz tahu bahwa saat ini kelompok militan Taliban sedang memasuki wilayah Lahore.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

19 jam lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

10 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

16 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

17 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

26 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

28 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

51 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

56 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

58 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

59 hari lalu

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya