Bom Pakistan Tewaskan 65 Orang, Malala: Dunia Harus Bersatu

Reporter

Senin, 28 Maret 2016 01:51 WIB

Peraih Nobel Perdamaian termuda, Malala Yousafzai, berada pada posisi kedua Wanita Paling Dikagumi di Dunia. Remaja berusia 17 tahun menjadi tokoh pendorong hak pendidikan. Dan Kitwood/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, mengajak warga Pakistan dan seluruh dunia bersatu melawan terorisme menyusul terjadinya tragedi bom bunuh diri di Lahore, Pakistan pada Minggu, 27 Maret 2016. "Seluruh warga Pakistan dan dunia harus bersatu," tutur Malala melalui akun resminya di Twitter, @MalalaFund, pada Senin dinihari, 28 Maret 2016.

Malala mengaku terkejut dengan tragedi pembunuhan yang mengerikan itu. Dia mengutuk keras serangan tersebut. Saat ini, Malala sedang berusaha mendampingi keluarga korban untuk saling menguatkan. BACA: Serangan Bom Bunuh Diri di Lahore

Perempuan kelahiran Pakistan itu sebelumnya juga sempat diserang kelompok Taliban lantaran menyuarakan hak perempuan untuk mengenyam pendidikan. "Hati saya saat ini untuk para korban dan keluarga, serta teman-teman mereka," katanya.

Saat ini jumlah korban meninggal dalam tragedi tersebut semakin bertambah. Dari laporan Reuters, sedikitnya korban tewas telah mencapai 65 orang. Pejabat dan kepolisian setempat saat ini masih melakukan evakuasi dan perawatan pada korban. Tidak tertutup kemungkinan jumlah korban tewas akan terus bertambah.

Baca juga: Identitas Pengebom Lahore di Pakistan Terungkap

Sejumlah saksi mata mengatakan melihat korban di tempat parkir. "Ketika ledakan terjadi, api begitu tinggi hingga mencapai atas pohon, dan saya melihat korban terbang di udara," tutur Hasan Imran, 30 tahun, warga sekitar di kawasan Gulshan-e-Iqbal Park.

Bom bunuh diri itu meledak di sebuah area parkir taman Gulshan-e-Iqbal Park, Kota Lahore, Pakistan pada Minggu petang. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif Muhammad, seperti dikutip dari CNN, mengatakan ledakan itu berasal dari bom bunuh diri seorang teroris.

Ledakan tersebut terjadi tepat di jantung Kota Lahore, di saat banyak anak-anak dan orang tua sedang berada di area taman. Kepolisian setempat mengatakan ledakan itu berpusat di area taman, hanya berjarak beberapa meter dari kerumunan. Akibatnya, puluhan perempuan dan anak yang saat itu berada di lokasi menjadi korban aksi teror tersebut.

Perdana Menteri Nawaz Sharif mengutuk keras tindakan teror bom bunuh diri itu. Sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

TWITTER | REUTERS | AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

6 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

12 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

13 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

23 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

24 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

47 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

52 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

54 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

55 hari lalu

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

19 Februari 2024

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

PML-N dan PPP sedang berupaya membentuk koalisi pemerintahan Pakistan setelah pemilu 2024.

Baca Selengkapnya