Rekaman CCTV yang dirilis polisi Belgia menunjukkan satu dari tiga pria yang diduga kuat sebagai pelaku ledakan bom bunuh diri di Bandara Zaventem, Brussels, Belgia, 22 Maret 2016. Pria yang bernama Khalid El-Bakraoui yang memiliki hubungan kakak-adik dengan pelaku yang bertubuh tambun dan berdiri di tengah ini ikut tewas dalam aksi bom bunuh diri tersebut. REUTERS
TEMPO.CO, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan salah satu pelaku bom bunuh diri Brussels dideportasi dari Turki ke Belanda pada 14 Juli 2015. Ia tertangkap di Kota Gaziantep, perbatasan Suriah.
"Salah satu penyerang Brussels ditangkap di Gaziantep pada Juni 2015 dan dideportasi ke Belanda," kata Erdogan dalam pidatonya di Ankara pada Rabu, 23 Maret 2016, seperti dilansir BBC.
Erdogan menuturkan saat itu ia juga memberi tahu Kedutaan Besar Belgia melalui nota diplomatik terkait dengan deportasi tersebut. Namun pihak Belgia membebaskan orang ini.
"Belgia tetap membebaskan orang tersebut meski kami memperingatkan bahwa orang ini adalah penempur asing. Belgia menyatakan tidak bisa mengaitkannya dengan terorisme," ujarnya.
Sebelumnya, polisi Belgia telah mengidentifikasi dua pelaku bom bunuh diri di Bandara Brussels. Keduanya dilaporkan kakak-adik, masing-masing bernama Khalid dan Brahim el-Bakraoui.
Selain dua bersaudara itu, ada satu terduga pelaku yang tertangkap CCTV. Hal itu dikuatkan dengan keterangan sopir taksi yang mengantar mereka ke bandara. Polisi masih mengejar dan mengidentifikasi satu orang terduga pelaku tersebut.
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel
23 hari lalu
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel
Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.