TEMPO.CO, Yangoon - Militer Myanmar telah membebaskan hampir 50 tentara anak yang masih di bawah umur sebagai bagian dari perjanjian dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebanyak 46 anak-anak yang pernah bertugas di militer Myanmar (Tatmadaw) diserahkan kepada keluarga masing-masing dalam satu acara di Yangoon.
"Tatmadaw berkomitmen untuk mengeluarkan semua anggota di bawah umur," kata Mayor Jenderal Tauk Tun, seperti yang dilansir Myanmar Times pada 14 Maret 2016.
Laporan itu juga mengatakan bahwa 72 perwira militer dan 309 tentara telah dihukum sesuai dengan hukum militer, meskipun jenis sanksi indisipliner yang diambil tidak dijelaskan.
Pada Juni 2012, Tatmadaw menandatangani perjanjian dengan PBB untuk mengakhiri dan mencegah perekrutan anak menjadi anggota militer aktif.
Menurut Global New Light of Myanmar, sekitar 744 anak-anak di bawah umur telah dibebaskan sejauh ini oleh 12 kelompok pemberontak, termasuk pembebasan yang dilakukan pada Minggu di Yangoon.
U Aung Myo Min, Direktur Kesetaraan Myanmar, mengatakan masalah anak-anak yang direkrut sangat lazim di daerah konflik Myanmar saat ini, termasuk di bagian utara Negara Bagian Shan, tempat Tatmadaw dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang terlibat bentrokan.
Menurut PBB, setidaknya tujuh kelompok pemberontak termasuk Tentara Kemerdekaan Kachin, Tentara Pembebasan Nasional Karen, dan Angkatan Bersenjata Karenni merekrut anak-anak sebagai tentara aktif.
Perdamaian di wilayah perbatasan yang terdapat banyak pemberontak dari etnis minoritas telah menjadi prioritas utama dalam kampanye kemenangan Aung San Suu Kyi dan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada pemilu lalu.
Pada November 2015, Aung San Suu Kyi dan NLD menyapu bersih jajak pendapat dan akan segera membentuk pemerintahan sipil yang pertama dalam beberapa dekade. Namun militer tetap sangat berpengaruh.
Militer memiliki seperempat kursi di parlemen yang dicadangkan untuk mereka dan mengendalikan tiga kementerian signifikan, yakni kementerian urusan dalam negeri, kementerian pertahanan, dan kementerian perbatasan.
Suu Kyi mengatakan akan membawa perdamaian ke Myanmar, khususnya daerah perbatasan, tempat berbagai pemberontak etnis minoritas telah lama berjuang melawan kekuasaan pemerintah pusat.
MYANMAR TIMES | ABC ONLINE | YON DEMA
Berita terkait
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka
2 hari lalu
KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaPerang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand
4 hari lalu
Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.
Baca SelengkapnyaJenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak
4 hari lalu
Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.
Baca SelengkapnyaRibuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh
7 hari lalu
Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan
Baca SelengkapnyaAktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna
7 hari lalu
Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976
Baca SelengkapnyaPertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta
8 hari lalu
Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar
9 hari lalu
Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.
Baca SelengkapnyaMenilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar
10 hari lalu
Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.
Baca SelengkapnyaMenlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi
16 hari lalu
Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.
Baca SelengkapnyaRibuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak
16 hari lalu
Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.
Baca Selengkapnya