Polisi mengendalikan kerumunan migran di depan pusat penerimaan pelintas batas dekat perbatasan Kroasia dengan Serbia, di Opatovac, Kroasia, 22 September 2015. Pengungsi yang menuju Eropa Barat berangkat dari Kroasi setelah Hungaria menutup perbatasannya dengan Serbia. Zoltan Balogh/MTI via AP
TEMPO.CO, Asotthalom -Pemerintah Hungaria mengumumkan penambahan jumlah tentara dan polisi hingga 1.500 personel di perbatasan Serbia. Langkah ini merupakan strategi penghalau meningkatnya krisis pengungsi di Eropa.
Menteri Dalam Negeri Hungaria Sandor Pinter menyampaikan pengumuman tersebut dalam acara jumpa pers di ibu kota Hungaria, Budapest, Rabu, 9 Maret 2016.
Pengerahan pasukan keamanan berlangsung sehari setelah Slovenia menyatakan menutup kawasan lintas batas bagi siapa pun yang tidak memiliki visa masuk ke Uni Eropa. Rute Balkan dianggap paling efektif bagi pengungsi sebagai pintu masuk ke Eropa Barat.
Mengacu kepada keputusan pengerahan pasukan keamanan di perbatasan, Pinter mengatakan, "Kami tidak tahu bagaimana reaksi pengungsi yang terjebak di negara-negara Balkan."
Macedonia, Serbia, Slovenia, dan Kroasia secara drastis memperketat perbatasan sejak akhir 2015, menyusul jumlah pengungsi yang meningkat tajam di sepanjang 175 kilometer perbatasan Hungaria dan Serbia.
"Ada yang menerobos titik di sepanjang perbatasan Hungaria-Serbia," kata juru bicara kepolisian Hungaria kepada Al Jazeera. Dia menerangkan, ada 100 hingga 200 orang ditahan karena melintas pagar perbatasan setiap hari.
Pada Selasa, 8 Maret 2016, polisi mengatakan sebanyak 127 orang ditangkap karena memasuki Hungaria dari Serbia. Mereka termasuk di antara 976 orang yang ditahan oleh polisi Hungaria sejak 1 Maret 2016 karena menerobos pagar.