Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, berbicara dalam kampanye partai National League for Democracy (NLD) di Yangon, Myanmar, 1 November 2015. Pemilihan umum Myanmar akan digelar pada 8 November mendatang. AP/Khin Maung Win
TEMPO.CO, Rangoon - Parlemen Myanmar bersama perwakilan militer di parlemen hari ini memilih tiga calon wakil presiden untuk selanjutnya akan dipilih di Union Parliament sebagai presiden.
Partai pemenang pemilu, Liga Nasional Demokrasi (NLD), memilih dua dari tiga calon wakil presiden. Seperti dikutip dari Irrawaddy, 9 Maret 2016, ada sembilan nama yang dijagokan sebagai calon wakil presiden yang akan dipilih di parlemen hari ini.
Sembilan nama itu memiliki latar belakang berbeda, mulai mantan tentara, dokter, mantan tahanan politik, orang kepercayaan pemimpin, hingga pendiri NLD, Aung San Suu Kyi. Namun sebagian besar nama adalah mantan militer yang bergabung dengan kelompok oposisi Suu Kyi.
Seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 10 Maret 2016, nama Suu Kyi menjadi spekulasi apakah akan dipilih atau tidak dalam pembahasan di parlemen hari ini.
Merujuk pada konstitusi Myanmar, Suu Kyi, yang bersuamikan warga Inggris dan dua anaknya juga berkewarganegaraan sama seperti ayahnya, dilarang menjadi presiden.
Namun Suu Kyi, 70 tahun, bersumpah akan menjalankan pemerintahan melebihi seorang presiden bagi Myanmar. Pernyataannya menimbulkan spekulasi. Sumpah itu ia sampaikan saat NLD resmi memenangkan pemilu Myanmar akhir tahun lalu.
Ada yang menyatakan Suu Kyi bisa berperan di balik layar dalam pemerintahan nanti, dan presiden yang dipilih akan berperan sebagai bonekanya.
Namun ada yang menyarankan Suu Kyi berperan seperti Sonia Gandhi, janda mantan Perdana Menteri India Rajiv Gandhi. Sonia, lahir di Italia, menjadi pemimpin Partai Kongres Nasional. Ia menjadi pemimpin tertinggi partai tanpa memiliki peran di pemerintahan.
Ada dugaan lain Suu Kyi akan memilih menjadi menteri luar negeri. Sistem politik Myanmar yang kompleks belum memberi satu kejelasan bagi Suu Kyi.