Seorang bocah bermain bersama adiknya yang sedang istirahat di sebuah tempat penampungan saat terjadi peperangan di Yaman, di pelabuhan kota Bosaso di Somalia Puntland, Yaman, 17 April 2015. Peperangan di Yaman terjadi akibat Arab Saudi melancarkan serangan udara melawan kelompok Houthi. REUTERS
TEMPO.CO, Sana'a - Sedikitnya 16 orang tewas termasuk empat biarawati Katolik dalam aksi pembantaian oleh sekelompok orang bersenjata di satu rumah jompo di Kota Aden, Yaman.
Pembantaian sadis di rumah jompo terjadi pada Jumat, 4 Maret 2016. Rumah jompo yang terletak di Distrik Sheik Osman, Aden, diserbu gerombolan bersenjata.
Saksi menuturkan, dua pria bersenjata terlebih dahulu mengitari rumah jompo dan sedikitnya empat orang lainnya merangsek masuk ke rumah yang dihuni 80 pasien jompo.
Para penyerang memisahkan empat biarawati lalu menembaknya hingga tewas. Dua biarawati berasal dari Rwanda, dua biarawati lain dari India dan Kenya.
Seperti dikutip dari Russia Today, Minggu, 6 Maret 2016, seorang biarawati berhasil menyelamatkan diri dengan bersembunyi di dalam kulkas ketika ia mendengar suara teriakan dari gerombolan itu, "Lari, lari."
Setelah menembak para biarawati, gerombolan itu memasuki setiap kamar, lalu memenggal leher para pasien dan menembaki kepala mereka hingga tewas. Gerombolan pembunuh itu kemudian melarikan diri.
Vatikan mengutuk pembunuhan para jompo dan biarawati Missionaries Charity yang didirikan oleh Bunda Teresia di Kalkuta, India.
Atas nama Paus Fransiskus, Sekretaris Vatikan Peitro Parolin mengatakan Paus sangat sedih dan kaget mengetahui pembunuhan massal itu. Paus, kata Parolin, berdoa bagi para pelakunya menyesali perbuatannya dan meletakkan senjata untuk kemudian terlibat dalam dialog.
Belum ada satu pihak pun menyatakan bertanggung jawab atas pembantaian di rumah jompo itu.
Di Yaman, ribuan orang telah tewas dalam perang antara pasukan koalisi Arab Saudi dan kelompok milisi Houthi setelah koalisi itu terlibat dalam konflik internal di Yaman setahun lalu.