Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (tengah) bersama Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al-Malki (kiri) melakukan pertemuan dalam kunjungan bilateral, di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 14 Desember 2015. Pemerintah Indonesia akan membuka konsulat kehormatan di Ramallah, Palestina. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri membenarkan informasi pembukaan Konsulat Indonesia di Ramallah, Palestina. "Benar, Konsulat Kehormatan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, kepada Tempo, Jumat, 26 Februari 2016.
Arrmanatha melanjutkan, Konsulat Kehormatan dibuka di Ramallah untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan Indonesia di Palestina. Selain itu, karena akses menuju Ramallah sulit, harus melewati wilayah Israel, sehingga yang paling memungkinkan adalah pembentukan Konsulat Kehormatan ini.
"Kami merasakan adanya kebutuhan di sana, baik untuk bantuan maupun kepentingan Indonesia lain di sana," ujar Arrmanatha. Ia menambahkan, Konsulat Kehormatan ini dipimpin seorang Konsul Kehormatan yang merupakan warga negara Palestina.
Arrmanatha menjelaskan, penunjukan warga negara Palestina ini dilakukan karena untuk menunjuk warga negara sendiri tak memungkinkan dan sulit untuk bergerak. Penunjukan ini juga sudah melalui perbincangan dengan pemerintah Palestina.
"Mereka memberikan beberapa nama, kami seleksi untuk memilih orang yang cocok," ucap Arrmanatha. Ia mengaku lupa nama Konsul Kehormatan itu, tapi Arrmanatha memberikan informasi bahwa pejabat itu merupakan seorang perempuan.
Sosok perempuan ini diketahui juga merupakan seorang pengusaha yang mendukung hubungan Indonesia dan Palestina. Arrmanatha menerangkan bahwa Konsulat Kehormatan memiliki level berbeda dengan kedutaan besar, konsulat jenderal, dan konsulat. "Kedutaan besar jelas lebih tinggi."