Cina Bangun Radar di Kepulauan Spratly

Reporter

Selasa, 23 Februari 2016 21:47 WIB

Pulau Mischief Reef, Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan, dilihat dari udara, 8 Januari 2016. Foto satelit ini memperlihatkan pembangunan tanggul di sisi utara dan dermaga yang telah selesai dibangun. REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe

TEMPO.CO, Beijing - Sejumlah citra satelit menunjukkan, Cina kemungkinan sedang memasang sistem radar berfrekuensi tinggi di Kepulauan Spartly. Radar itu memiliki kemampuan mengontrol pulau sengketa di Laut Cina Selatan.

Inisiatif Transparansi Maritim Asia di Pusat Strategis dan Studi Internasioal di Washington melaporkan, beberapa gambar menunjukkan pembangunan fasilitas di Cuarteron Reef dan pulau artifisial seluas 21 hektare.

Kepulauan Spratly diklaim oleh beberapa negara di Asia antara lain Vietnam, Malaysia, Brunei Filipina, dan Taiwan sebagai milik mereka. Kawasan ini tidak hanya dipandang strategis dari sisi pertahanan melainkan juga ekonomi.

Setiap tahun, arus perdagangan yang melewati kepulauan ini senilai US$ 5 triliun atau setara dengan Rp 67.190 triliun.

"Kemungkinan ada dua menara telah dibangun di kawasan tersebut dan ada satu tiang berdiri tegak setinggi 20 meter," ujar laporan tersebut. "Tiang itu dapat dipasang radar berfrekuensi tinggi yang dapat digunakan oleh Cina memantau lalu lintas di permukaan laut maupun udara yang melintasi Laut Cina Selatan."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chuning, ketika ditanya mengenai laporan tersebut, Selasa, 23 Februari 2016, mengatakan, dia tidak mengetahui secara detail, tapi Cina memiliki hak membangun di teritorialnya dan mengerahkan kekuatan pertahanan terbatas.

"Dunia harus memberi perhatian lebih terhadap fasilitas sipil yang dibangun oleh Cina, seperti mercusuar," kata Hua, Selasa. Menteri Pertahanan Cina tak bersedia memberikan komentar ketika ditanya soal fasilitas di kepulauan tersebut.

REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

6 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

6 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

7 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya