Setelah Ankara Dibom, Turki Gempur Posisi Kurdi  

Reporter

Editor

Jumat, 19 Februari 2016 05:53 WIB

Petugas kebakaran melakukan upaya pemadaman di sekitar lokasi ledakan bom di Ankara, Turki, 17 Februari 2016. Ledakan bom dahsyat diketahui berasal dari bom mobil yang menghantam kendaraan militer Turki saat berhenti di lampu lalu lintas pada jam sibuk. REUTERS

TEMPO.CO, Ankara - Militer Turki menghantam posisi Kurdi di Suriah dan Irak hanya beberapa jam setelah sebuah bom mobil membunuh sedikitnya 28 orang di jantung Ibu Kota Ankara, Rabu petang, 17 Februari 2016, waktu setempat.

Turki menuding pelaku serangan Rabu adalah seorang pejuang Kurdi Suriah. Namun, YPG, sebuah kelompok Kurdi Suriah dukungan Amerika Serikat untuk perlawanan terhadap Negara Islam Irak dan Suriah(ISIS) di utara Suriah, menolak tuduhan keterlibatan mereka.

Sebuah mobil sarat dengan bahan peledak menghancurkan bus militer yang sedang berhenti di lampu pengatur lalu lintas dekat markas pasukan angkatan darat Turki, gedung parlemen, dan pemerintahan di Ankara pada Rabu sore waktu setempat.

Beberapa jam setelah serangan bom, Turki mengatakan jet tempurnya menghajar basis pertahanan Partai Pekerja Kurdi (PKK) di utara Irak. Kelompok bersenjata ini selama tiga dekade menggelorakan perang terhadap pemerintah Turki. "PKK berkolaborasi dalam serangan tersebut."

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu pada Kamis, 18 Februari 2016, mengatakan serangan tersebut adalah bukti yang sangat jelas bahwa YPG adalah sebuah organisasi "teroris".

"Serangan kemarin (Rabu petang) secara langsung menyerang Turki, serta pelakunya adalah YPG dan sempalan organisasi teroris PKK. Semua tindakan yang diperlukan akan diambil untuk menghantam mereka," kata Davutoglu dalam pidatonya di televisi.

Menurut sumber militer, angkatan bersenjata Turki juga menggempur posisi YPG di utara Suriah pada Kamis, 18 Februari 2016. Davutoglu mengatakan tembakan artileri akan terus berlanjut dan kelompok yang bertanggung jawab atas serangan terhadap Ankara akan membayarnya dengan harga mahal.

Pada pidatonya, Davutoglu mendesak Amerika Serikat dan sekutunya mengakhiri kerja sama dengan YPG di Suriah karena kelompok ini masuk dalam daftar sebuah organisasi teroris. "Kami tak bisa menerima standar ganda ini. Kami meminta sikap seragam terhadap kelompok tersebut," ucapnya.

"Kami meminta kepada semua negara untuk mengambil sikap yang jelas terhadap organisasi teroris, apakah mereka ingin berdiri bersama Turki atau berada di samping kaum teroris."

YPG menolak tudingan bahwa anggotanya melakukan serangan sebagaimana disampaikan dalam sebuah pernyataan Kamis, 18 Februari 2016. "Meskipun semua provokasi dan serangan telah dilancarkan oleh militer Turki di perbatasan Rojava, wilayah Kurdi Suriah, kami tidak meresponsnya dan mengambil aksi."

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan

26 Oktober 2017

Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan

Eks Menteri Dalam Negeri Turki, Meral Aksener dirikan partai baru untuk geser Erdogan dari kursi kepresidenan dalam pemilihan presiden mendatang.

Baca Selengkapnya

Erdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki

4 Agustus 2017

Erdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki

Perubahan besar di tubuh militer Turki ini dilakukan setelah percobaan kudeta yang gagal lebih dari setahun lalu.

Baca Selengkapnya

Lagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan

18 Juli 2017

Lagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan

Turki memperpanjang masa darurat untuk keempat kalinya

Baca Selengkapnya

Pemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki

7 Juli 2017

Pemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki

Aparat Turki menangkap Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser, atas dugaan memiliki hubungan dengan jaringan Fethullah Gulen

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan

7 Juli 2017

Jokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan

Presiden Erdogan menyambut baik pernyataan Jokowi dan menekankan pentingnya pencegahan limpahan teroris ISIS ke negara lain.

Baca Selengkapnya

Terkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan

19 Juni 2017

Terkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan

Turki mengadili 17 orang yang sebagain besar merupakan jurnalis kenamaan karena dituding terlibat dalam kudeta gagal pada Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Paspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat  

16 Juni 2017

Paspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat  

Erdogan memprotes Amerika Serikat yang dilaporkan mengeluarkan surat penangkapan terhadap Pasmpamres pelaku pemukulan.

Baca Selengkapnya

Gebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap

16 Juni 2017

Gebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap

AS mengelurkan surat penangkapan terhadap 12 paspampres Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena memukuli demonstran di Washington

Baca Selengkapnya

Terkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan

3 Juni 2017

Terkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan

Diduga memiliki hubungan dengan ulama Fethullah Gulen yang didakwa berada di balik kudeta Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Setelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina

2 Juni 2017

Setelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina

TDV menghabiskan dana sekitar Rp 13 miliar, termasuk untuk pembangunan masjid di tiga kawasan di Kota Ormoc.

Baca Selengkapnya